Penampakan 2 `Ular Laut` di California, Pertanda Gempa Dahsyat?

Oarfish terdampar di pantai dan tersangkut jaring sebelum gempa bumi 8,9 skala Richter dan tsunami menerjang Jepang, 11 Maret 2011.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 23 Okt 2013, 00:01 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2013, 00:01 WIB
pertanda-badai-131022c.jpg
Dua oarfish raksasa ditemukan di pantai California, Amerika Serikat hanya selang beberapa hari. Baru-baru ini ikan mirip ular sepanjang 4,3 meter ditemukan di kota Oceanside, 5 hari setelah penemuan spesimen yang lebih besar (5,5) meter di Pulau Santa Catalina.

Temuan dua makhluk yang dijuluki 'ular laut' itu memicu rumor di media sosial. Sebagian pengguna internet mengaitkannya dengan pertanda gempa. Terutama terkait mitos di Jepang yang mengaitkan penampakan oarfish yang langka dengan aktivitas tektonik.

Apalagi, California beberapa kali diguncang lindu hebat. Misalnya pada Rabu, 18 April 1906, gempa dengan kekuatan hampir 8 skala Richter mengguncang San Francisco, California dan pantai California Utara. Dipicu pergeseran lempeng San Andreas.

Puluhan ribu bangunan hancur, kebakaran tak terkendali, ribuan orang tewas -- diperkirakan setidaknya 3.000 nyawa melayang.

Juga gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter di Baja, California pada  Minggu 4 April 2010. Setidaknya dua orang tewas dan 100 orang terluka dalam musibah itu.

Namun, para ilmuwan masih skeptis dengan anggapan bahwa oarfish adalah petanda gempa.

Bagaimanapun, para ilmuwan mengaku bingung, bagaimana bisa 2 ikan langka yang hidup di kedalaman air laut, bisa terdampar di pantai.

Apalagi, oarfish yang lebih besar di Santa Catalina, ditemukan dalam kondisi cukup makan, sehat, dengan sedikit tanda penyakit. Fakta itu diperoleh melalui proses pembedahan.

"Terlihat cukup layak dimakan. Jika Anda punya penggorengan selebar 13 kaki (3,9 meter)," kata ahli biologi, Ruff Zetter, seperti dimuat BBC, 22 Oktober 2013.

Para ahli juga sudah melakukan uji radiasi, menyusul kembali bocornya reaktor nuklir di Fukushima, Jepang, di seberang Samudera Pasifik.

Di sisi lain, terdamparnya 2 oarfish, merupakan kesempatan langka untuk mengumpulkan informasi tentang spesies yang  melayang-layang secara vertikal di kedalaman laut, yang baru sedikit diketahui dari sisi sains.

Salah satu yang sudah terungkap, oarfish, yang bisa tumbuh hingga sepanjang 15 meter, hidup di kedalaman laut hingga 1.000 meter.   

Oarfish 'Pertanda' Gempa Jepang



Apakah benar ada kaitannya temuan 2 oarfish dengan potensi gempa di California, biar waktu yang akan membuktikan.

Namun, tak salah jika kita menengok ke belakang, ke bencana dahsyat gempa bumi 8,9 skala Richter dan tsunami yang menerjang pantai timur Jepang pada 11 Maret 2011 silam.

Tak ada yang meragukan sistem peringatan dini yang dimiliki Negeri Sakura, namun alam memberikan petunjuk dengan caranya sendiri.

Seminggu sebelum gempa, sekelompok oarfish ditemukan terdampar di pantai Jepang. Beberapa tersangkut di jaring nelayan.  

Sudah lama diyakini penduduk Jepang, oarfish yang berenang ke permukaan -- dari dasar laut yang dalam --adalah pertanda datangnya gempa bumi.

Laman The Telegraph juga  pernah memuat artikel tentang oarfish yang muncul ke permukaan sebelum terjadi gempa besar di Chile dan Haiti pada 2010 silam.

"Mungkin itu hanya kebetulan belaka," kata Rick Feeney, dari  Natural History Museum of Los Angeles County, seperti Liputan6.com kutip dari CBS, 21 Oktober 2013.

Apalagi, tambah dia, 4 penampakan oarfish telah dilaporkan sejak 2010 dari selatan Central Coast, termasuk Malibu pada 2010 dan Lompoc pada 2011.

"Kami pikir, ikan-ikan itu terdampar di pantai dan mati karena mengalami tekanan tertentu, yang belum kita pahami," kata Feeney, menambahkan oarfish bisa jadi kelaparan atau mengalami disorientasi.

Hewan Sensitif Gempa

Tak cuma oarfish, bahwa hewan sensitif terhadap gempa sudah lama diketahui. Misalnya, beberapa hari sebelum gempa dahsyat 7,8 Skala Richter mengguncang China Mei 2008, ribuan katak membanjiri jalanan di salah satu provinsi terparah.

Dan, dalam hitungan jam sebelum lindu meremukkan bangunan, hewan-hewan koleksi kebun binatang Wuhan, yang berada 600 mil dari pusat gempa, mulai bertingkah aneh.

Zebra membenturkan kepalanya ke pintu, gajah menggoyangkan belalainya dengan liar nyaris menghantam staf kebun binatang. Sebanyak 20 singa dan macan yang biasanya tidur di siang hari, berkeliaran dengan gelisah. Lima menit sebelum gempa, lusinan burung merak mengeluarkan lengkingannya.

Namun, Roger Musson, seismolog dari British Geological Survey mengatakan, belum ada bukti sahih untuk menjelaskan kaitan hewan dengan aktivitas tektonik itu.

Tapi, ada beberapa alasan masuk akal untuk menjelaskan polah aneh binatang sebelum gempa terjadi. Yang paling mungkin adalah, "pergerakan batuan bawah tanah sebelum gempa menghasilkan sinyal listrik yang bisa dirasakan beberapa hewan." Teori lain mengatakan, hewan bisa merasakan guncangan lemah sebelum gempa bumi bisa dirasakan manusia.

Sementara seperti diungkap dalam situs Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), referensi awal perilaku binatang yang tak biasa sebelum gempa besar terjadi ditemukan di Yunani, yakni pada 373 Sebelum Masehi. Tikus, musang, ular, dan lipan dilaporkan meninggalkan sarangnya beberapa hari sebelum gempa.

Dimuat situs sains, Life's Little Mysteries, hanya sedikit manusia yang mampu menyadari gelombang P yang ukurannya lebih kecil, tapi bergerak paling cepat dari sumber gempa, dan tiba sebelum gelombang S lebih besar dirasakan. Namun, banyak binatang yang lebih sensitif dengan gelombang P.

Teori yang populer adalah mengaitkan iklan binatang peliharaan yang hilang di Jose Mercury News dan tanggal terjadinya gempa di area San Francisco Bay, meski analisis ilmiah yang di terbitkan jurnal California Geology tahun 1988 menyimpulkan, itu tak ada kaitannya.

Teori lain diungkap sebuah makalah yang diterbitkan dalam sebuah jurnal ilmiah di AS. Bahwa semua hewan punya naluri alamiah melindungi diri dari predator. Mungkin "peringatan dini" dari peristiwa seismik berkaitan dengan evolusi genetik respon terhadap predator. (Ein/Mvi)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya