Kasus Ketiga MERS di AS Tak Terbukti Terinfeksi

Seorang pria dari Illinois sebagai pasien ketiga MERS di AS. Tapi, hasil penelitian menunjukkan pria itu tak terinfeksi MERS.

oleh Melly Febrida diperbarui 29 Mei 2014, 13:03 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2014, 13:03 WIB
Ilustrasi Penyakit Mers CoV
Ilustrasi Penyakit Mers CoV (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria dari Illinois diyakini sebagai pasien ketiga di Amerika Serikat yang terinfeksi virus mematikan Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV). Namun, setelah melihat semua hasil tes, pria tersebut tak terinfeksi virus.

Demikian diungkapkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) seperti dilansir dari LiveScience, Kamis (29/5/2014).

Pada tanggal 17 Mei, CDC mengumumkan pria Illinois menjadi kasus ketiga MERS di AS. Pria itu tak menunjukkan tanda-tanda penyakit, tapi peneliti CDC menemukan bukti infeksi MERS pada masa lalu dalam sampel darahnya. Pria itu dites karena termasuk yang pernah kontak dengan pasien Indiana, kasus pertama MERS di AS.

Pria Indiana pernah melakukan pertemuan bisnis dengan pria Illinois sebelum sakit dan dirawat di rumah sakit. Tapi, setelah melakukan tes laboratorium yang lebih komplit, peneliti menyimpulkan bahwa pria Illinois belum tertular MERS-Cov dari pasien Indiana.

"Kami tak pernah bermaksud menimbulkan kekhawatiran di antara mereka yang pernah kontak dengan pasien MERS, itu adalah tugas kami bergerak cepat ketika ada ancaman kesehatan pada masyarakat," kata Dr David Swerdlow dari CDC.

Ia mengatakan, karena belum banyaknya yang diketahui dari MERS, pihaknya akan berhati-hati dalam menanggapi dan menyelidiki kasus MERS.

Tiga Tes MERS


Kasus MERS-CoV pertama kali muncul di Arab Saudi pada 2012. Para peneliti CDC menggunakan sejumlah tes untuk mencari infeksi dari MERS. Salah satu jenis tes yakni menggunakan sampel pernapasan dan dengan cepat bisa menunjukkan apakah seseorang terinfeksi MERS atau tidak.

Tes lainnya yakni dengan pengujian sampel darah di laboratorium CDC, mencari antibodi terhadap MERS-CoV yang bisa menunjukkan bahwa seseorang yang sebelumnya pernah terinfeksi virus dan mengembangkan kekebalan.

Untuk mencari antibodi terhadap MERS-COV , peneliti melakukan tiga tes terpisah yakni ELISA (Enzyme- linked Immunosorbent Assay), IFA (Assay Immunofluorescent), dan tes ketiga yang lebih definitif yang disebut assay antibodi penetralisir, yang membutuhkan setidaknya lima hari untuk mendapatkan hasilnya.

"Hasil tes ini tak hitam dan putih, tapi membutuhkan interpretasi," ujarnya.

Pria Illinois ini sudah melalui dua tes dan menunjukkan adanya infeksi MERS di masa lalu. Namun, pada tes ketiga menunjukkan pria itu belum terinfeksi virus MERS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya