Liputan6.com, Jakarta Sepintas tak ada yang menyangka kerta-kertas bergambar lucu ini berbahaya. Ada kandungan narkoba yang bisa membuat pengonsumsinya berhalusinasi.
Dalam kertas seperti stiker lucu ini mengandung Lysergic Acid Diethylamide (LSD). Nama narkoba jenis ini menjadi terkenal setelah tersangka Mitsubishi Outlander maut Christopher positif mengonsumsi narkoba jenis ini.
LSD atau yang dikenal dengan Smile itu merupakan salah satu obat untuk menciptakan halusinasi.
LSD ditemukan pada 1938 dan merupakan salah satu bahan kimia yang mengubah suasana hati yang paling ampuh. LSD dibuat dari asam lysergic, yang ditemukan dalam ergot, jamur yang tumbuh pada gandum dan biji-bijian.
Bentuknya pun bermacam-macam, ada yang dijual dalam bentuk tablet, kapsul, dan kadang-kadang cairan. LSD tak berbau, tak berwarna, dan memiliki rasa sedikit pahit. Biasanya LSD dikonsumsi melalui mulut.
Seringkali LSD ditambahkan ke dalam kertas yang menyerap, seperti kertas bertinta, dan dibagi menjadi kotak kecil yang dihiasi. Masing-masing persegi mewakili satu dosis.
Menurut The US Drug Enforcement Administration, kekuatan sampel LSD yang diperoleh dari sumber ilegal berkisar 20-80 mikrogram LSD per dosisnya. Ini jauh lebih sedikit dibandingkan kadar yang dilaporkan pada tahun 1960-an dan awal 1970-an, ketika dosisnya berkisar 100-200 mikrogram atau lebih tinggi per unitnya.
Bahaya dari LSD tidak bisa ditebak. Karena bergantung pada jumlah yang dikonsumsi, kepribadian pengguna, suasana hati, dan harapan; dan lingkungan di mana obat yang digunakan.
Berdasarkan situs Preventionhub.org, Jumat (23/1/2015), pengguna biasanya merasakan efek obat setelah 30 sampai 90 menit mengonsumsinya. Efek fisik meliputi pupil yang melebar, suhu tubuh tinggi, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, keringat, kehilangan nafsu makan, sulit tidur, mulut kering, dan tremor.
Pengguna LSD bisa menyebabkan psikosis yang relatif bertahan lama, seperti skizofrenia atau depresi berat.
Sebagian besar pengguna LSD secara sukarela mengurangi atau menghentikan penggunaannya dari waktu ke waktu. LSD tak dianggap sebagai obat adiktif karena tak menghasilkan perilaku kompulsif seperti kokain, amfetamin, heroin, alkohol, dan nikotin. Namun, seperti banyak obat adiktif, LSD menghasilkan toleransi, sehingga beberapa pengguna yang mengonsumsi obat ini berulang kali harus mengonsumsi dosis semakin tinggi untuk mencapai keadaan mabuk. Ini merupakan praktik yang sangat berbahaya, mengingat ketidakpastian obat.
Stiker Lucu Berbahaya
Berikut beberapa contoh LSD:
Advertisement