Liputan6.com, Jakarta Sekolah bisa jadi tempat menyenangkan namun bisa juga jadi `neraka` bagi si Kecil. Apalagi jika seorang guru yang seharusnya memberi contoh baik, justru kerap melakukan tindak kekerasan. Mungkin bukan berupa pukulan, kata-kata kasar yang keluar dari mulut seorang guru pun disebut kekerasan dalam bentuk verbal.
Kata-kata seperti "Kamu sepertinya tidak berbakat" atau "Soal mudah seperti ini saja tidak bisa" yang dilontarkan para pengajar di hadapan murid-murid lain bisa membuat seorang anak malu. Tanpa sadar, guru telah menjatuhkan harga diri muridnya.
Baca Juga
Psikolog dari Universitas Tarumanegara, Naomi Soetikno M.Pd., Psi mengatakan, ketika seorang anak selalu mendapat label negatif, semakin mengantarkan mereka pada kegagalan berulang karena label itu terekam seumur hidupnya.
Advertisement
"Semakin sering label negatif dilontarkan, kondisi psikologis anak semakin terluka. Dibutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkannya," kata Naomi dalam forum diskusi Ngobrol Bareng Sahabat di Jakarta, ditulis Rabu (4/11/2015)
Naomi menjelaskan, suatu kata-kata kasar sudah menjurus menjadi kekerasan verbal jika si korban sampai mengalami kerugian, terutama kerugian psikis. Kekerasan verbal yang didapat seorang anak secara berulang memiliki dampak yang tidak ringan di masa depan. Terutama kerugian psikis yang mengganggu proses tumbuh kembang seorang anak menjadi manusia yang utuh.