Liputan6.com, Jakarta Memori kelam yang dialami seorang anak tidak dapat dihilangkan begitu saja. Orangtua hanya bisa membantu buah hati tercinta memaknai secara positif setiap kejadian yang menimpa mereka.
Menurut Nathanael EJ Sumampouw M, Psi, memori yang bisa dihapus hanya terjadi di film, tidak di kehidupan nyata. Misal pada sejumlah anak yang mungkin melihat langsung kejadian ledakan dan baku tembak di kawasan Thamrin pada Kamis (14/1/2016) atau peristiwa mencekam lainnya. Wajar kalau kemudian mereka merasa tertekan karena mengingat kejadian itu dan membuatnya sulit tidur.
Baca Juga
Baca Juga
"Sebagai orangtua, bantu mereka memaknai positif kejadian seperti itu. Bantu dia berpikir bahwa yang salah adalah tindakan dan pelakunya, bukan agama atau kelompok tertentu," kata Nael dalam diskusi bersama Forum NGOBRAS di Nutrifood Inspiring Centre, Apartemen Menteng Square, Jakarta Pusat, Selasa (19/1/2016).
Advertisement
Psikolog dari Universitas Indonesia melanjutkan, peristiwa kelam di masa lalu seperti peledakan dan kejadian seperti di Maluku beberapa tahun silam menyadarkan kita bahwa ada beragam karakter manusia di dunia ini.
Sementara itu, jika anak telah terlihat kembali mau bergaul, bermain, dan menikmati hari-harinya setelah mengalami kejadian tak enak, ini bisa jadi indikator positif bagi orangtua. Artinya, anak tersebut tangguh dan mampu melampaui pengalaman sulitnya.