IDAI: Jokowi Jangan Hanya Bahas Gojek, Bahas Juga DBD

Ketua Umum IDAI mengimbau, agar Presiden Jokowi tidak melulu membahas ojek online di akun Twitternya, tapi juga bahas DBD.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 03 Mar 2016, 17:00 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2016, 17:00 WIB
Jokowi
Jokowi harusnya bahas DBD

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR dr Aman B Pulungan, SpA(K) mengimbau, agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak melulu membahas mengenai layanan ojek online di akun Twitter pribadinya. Tapi bahas juga mengenai demam berdarah dengue (DBD)

"Seharusnya Pak Jokowi dan istri turun tangan membahas beginian juga. Kalau kasus DBD tidak turun juga sampai akhir masa jabatan beliau, apa kata dunia? Jangan Gojek saja yang dibahas di Twitter-nya," kata Aman dalam Peluncuran Gerakan Bersama Melawan Demam Berdarah di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (3/3/2016)

Jokowi sudah seharusnya membicarakan mengenai DBD, mengingat hampir tidak ada daerah di Indonesia yang bebas dari virus dengue. "Bahkan, delapan propinsi di Indonesia masih raport merah mengenai DBD ini," ujar Aman. 

Ada pun delapan propinsi yang dimaksud Aman B Pulungan adalah Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, DIY, dan Sulawesi.

"Ini tugas berat untuk pemimpin masing-masing daerah. Mengurus jentik saja tidak bisa, bagaimana mau mengurus daerahnya," kata Aman.

"Apalagi Ahok. Kalau beliau mau maju (menjadi DKI 1), kasus jentik harus kurang. Biar banyak yang mendukung," kata Aman menambahkan.

Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman kesehatan yang pertumbuhannya cepat di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Berdasarkan Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak, UKK Infeksi Tropis IDAI (2014), Indonesia termasuk kategori A (endemik tinggi).

Artinya, penyakit DBD merupakan alasan utama rawat inap dan salah satu penyebab utama kematian pada anak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya