Liputan6.com, Jakarta Saat musim dingin atau musim hujan paparan sinar matahari berkurang, sehingga manusia terancam kekurangan vitamin D. Padahal tubuh baru akan bisa memproduksi vitamin D dengan baik setelah menerima paparan sinar matahari.Â
Baca Juga
Seperti dilansir dari Huffington Post, Jumat (04/3/2016) banyak orang yang tidak mengetahui hubungan tingkat kecukupan vitamin D dengan komplikasi kesehatan. Sebesar 50 persen dewasa dan anak masih kekurangan vitamin D, yang menyebabkan masalah kesehatan.
Sebuah penelitian menunjukkan, rendahnya vitamin D dalam tubuh menyebabkan risiko lebih tinggi terhadap kesehatan fisik dan mental, seperti kanker, diabetes, jantung, dan multiple sclerosis yang menyerang saraf - tepatnya otak dan sumsum tulang belakang - juga risiko depresi hingga gangguan suasana hati lainnya.Â
Advertisement
Peneliti pun menunjukkan bahwa vitamin D juga memengaruhi kualitas dan kuantitas tidur. Hal ini didapatkan dari penelitian yang melibatkan 3.048 pria berusia 68 tahun dan yang lebih tua. Peneliti mengukur kadar serum vitamin D lewat tes darah.
Hasil penelitian menunjukkan sebesar 16 persen orang memiliki kadar vitamin D yang rendah. Peneliti juga mengamati beberapa faktor lain, termasuk usia, musim, kondisi kesehatan lainnya, indeks masa tubuh, fisik, juga fungsi kognitif.
Mereka menemukan, rendahnya tingkat vitamin D berhubungan dengan beberapa  gangguan tidur, seperti kekurangan jam tidur di setiap malamnya (kurang dari lima jam setiap malam) juga rendahnya tingkat efisiensi tidur.
Dr. Michael J. Breus seorang psikolog klinis di Board Certified Sleep Specialist, mengatakan bahwa indikator kesulitan tidur berhubungan dengan kualitas dan kuantitas tidur seseorang.
Seseorang membutuhkan jam tidur yang lebih lama untuk bangun lebih awal. Efisiensi tidur yang rendah juga menimbulkan rasa gelisah dan sering kali terbangun sepanjang malam.