Liputan6.com, Jakarta Selain tinggal bersama dan tentunya berada di kandungan yang sama, ternyata eratnya hubungan persaudaraan adik atau kakak juga pengaruhi kesehatan pada keduanya.
Baca Juga
Melansir laman Time, Selasa (22/3/2016), hubungan adik atau kakak memiliki pengaruh kuat dalam membentuk kesehatan mental keduanya. Berikut pengaruh yang memperlihatkan keterkaitan saudara untuk kesehatan mental hingga tubuh:
- Saudara mempengaruhi pembentukan tubuh hingga pikiran
Advertisement
Suatu studi menemukan sepertiga waktu anak-anak saat berusia 11 tahun dihabiskan bersama saudara mereka. Hal tersebut menunjukkan bahwa saudara memberikan pengaruh yang cukup erat atas sikap dan kognitif keduanya.
- Pengaruhi berat badan
Keluarga diyakini dapat menjadi salah satu faktor penyebab obesitas. Penelitian menunjukkan adik atau kakak membawa pengaruh pada lingkar pinggang keduanya menjadi bertambah atau mengecil.
Dalam sebuah penelitian tahun 2014 para peneliti dari Sanford School of Public Policy di Duke University, menemukan dalam sebuah keluarga anak yang lebih tua yang memiliki tubuh lebih gemuk, membawa pengaruh kuat terhadap adiknya sehingga mereka memiliki kesempatan lima kali lipat lebih besar untuk obesitas.
Para penulis studi juga percaya bahwa hal tersebut adalah sebagian fakta akibat gaya hidup mereka. Jika masing-masing saudara melakukan diet dalam hari-harinya maka hal tersebut pun akan mempengaruhi keduanya.
- Saudara = Guru. Benarkah?
Hidup bersama sejak kecil menghasilkan saling keterkaitan dan keeratan secara emosional. Umumnya, kakak dan adik terbiasa saling membantu proses ajar mengajar keduanya hingga dalam kondisi sosial mereka.
"Saudara saling memberikan latihan sehari-hari untuk memahami pikiran orang lain," tulis Jonathan Caspi, PhD, dalam bukunya, Sibling Development.
Bukan hanya pendidikan formal seperti mengerjakan tugas rumah dan lainnya, saudara benar-benar memberikan pengaruh dalam kehidupan sosial seperti teman sekolah hingga berbagai ilmu mengencani seseorang yang mereka taksir.
Depresi hingga sumber kebahagian
- Berikan peluang depresi
Pada tahun 2012 University of Missouri melakukan sebuah studi dan menemukan bahwa saudara yang biasanya bertengkar tentang masalah kesetaraan atau keadilan mengalami tingkat depresi yang lebih tinggi setahun kemudian. Sementara, saudara yang mempertahankan pendapat pribadinya memiliki risiko lebih besar mengalami kecemasan dan rendah diri.
Meskipun studi ini difokuskan pada remaja antara usia 12 dan 15 tahun, penelitian lain menunjukkan bahwa hubungan saudara yang bermasalah kemungkinan bisa berakibat baik menjadi dewasa.
Adapun penelitian lain yang diterbitkan dalam Am I Psychiatry, konflik antar saudara kandung yang terlalu lama ditemukan adanya peningkatan depresi hingga penggunaan obat untuk mengubah suasana hati.
Penelitian ini melibatkan 229 pria yang diteliti selama 30 tahun, sejak mereka berusia 20 tahun. Dalam penelitian tersebut peneliti menanyakan hal-hal terkait kedekatan dan persaingan hingga konflik yang terjadi pada mereka.
- Di balik depresi ada sumber kebahagiaan
Tak hanya memicu pertengkaran dan menjadi depresi, dalam buku Caspi, saudara pun mampu memberikan kenyamanan saat salah satu mereka sedang mengalami masalah dan stres.
Dalam bukunya, Caspi membahas sistem terbentuknya sifat dan sikap anak yang terpenting ialah saudara mereka, terutama di masa kanak-kanak. "Bahkan saat masa kecil mereka, adik mengandalkan kakaknya untuk memperoleh kenyamanan saat mereka stres," tulisnya.
Advertisement