Liputan6.com, Jakarta Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Firman Rahmatullah mengatakan perokok aktif memiliki risiko terkena penyakit gagal jantung.
"Kami minta masyarakat agar membiasakan pola hidup sehat dengan tidak merokok," kata Firman seperti dikutip dari Antara di Lebak, ditulis Senin (11/7/2016).
Baca Juga
Selama ini, angka kematian di Indonesia tertinggi adalah penyakit jantung dan stroke. Karena itu, masyarakat dapat menghindari budaya merokok.
Advertisement
Saat ini, semua perusahaan cukai rokok memasang gambar tengkorak, bahkan merokok membunuh pada setiap bungkus rokok. Sebab, rokok itu mengandung zat berbahaya baik perokok maupun perokok pasif yang terkena asap di sekitarnya.
Karena itu, pihaknya berharap warga yang sebelumnya perokok aktif dapat menghindari penyakit-penyakit itu dengan tidak merokok. Rokok juga menimbulkan risiko berbagai penyakit tidak menular, seperti gagal jantung dan stroke serta diabetes. "Kami minta warga membiasakan pola hidup sehat dengan tidak merokok," katanya.
Apalagi saat ini penyakit jantung mengancam masyarakat strata ekonomi bawah akibat gaya hidup tidak sehat. Sebelumnya, kebanyakan kasus serangan jantung menimpa orang berduit. Namun saat ini, petani, buruh bangunan dan pedagang kaki lima juga bisa terserang jantung.
Berdasarkan laporan pengunjung pasien gagal jantung di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung Kabupaten Lebak, pada 2015 terdapat 3.393 (2,07 persen) pasien. Sebagian besar penderita jantung itu masyarakat ekonomi kelas bawah, sehingga menambah beban ekonomi bagi anggota keluarga.
Pengobatan terapi jantung dilakukan seumur hidup guna meningkatkan kualitas hidup, juga memperpanjang usia harapan.
Pemerintah daerah mengoptimalkan pelayanan kesehatan dasar dengan membentuk Pos Pembinaan Terpadu (Pospindu) di 42 Puskesmas untuk mendeteksi penyebaran penyakit tidak menular (PTM).
"Kami berharap masyarakat dapat mendatangi Pospindu guna mengetahui kasus penyebaran PTM, seperti jantung, diabetes, dan darah tinggi," katanya.
Ia mengajak masyarakat membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan makanan yang bermutu juga berolahraga untuk mencegah penyakit tidak menular.
Banyaknya kasus penyakit jantung juga disebabkan oleh dampak pembangunan yang mengubah pola hidup menjadi lebih tidak sehat, di antaranya perokok. "Kita terus mengoptimalkan pelayanan agar penderita jantung bisa kembali hidup sehat," ujarnya.
Budiman, warga Angsana Desa Cikatapis, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, mengatakan sudah tidak merokok lagi setelah teridentifikasi penyakit gagal jantung. Ia mengaku, dulu dalam sehari bisa menghabiskan dua sampai tiga bungkus. Menurutnya, saat ini ia sudah terbebas dari kebiasaan merokok.
"Kami minta warga agar membiasakan kehidupan yang sehat dengan tidak merokok. Sebab jika terkena penyakit gagal jantung tentu produktivitas berkurang," katanya.