Wanita Perokok Riskan Alami Pendarahan Otak

Para ahli dari American Heart Association, membuktikan, wanita perokok paling berisiko mengalami pendarahan otak bila dibandingkan laki-laki

oleh Retno Wulandari diperbarui 24 Jul 2016, 20:00 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2016, 20:00 WIB
Wanita Perokok itu Nggak Bisa Cantik
Semua orang mungkin telah mengetahui bahaya rokok. Tapi apa, perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahun khususnya di kalangan wanita

Liputan6.com, Jakarta Para ahli dari American Heart Association, membuktikan, wanita perokok paling berisiko mengalami pendarahan otak bila dibandingkan laki-laki perokok atau non perokok.

Perdarahan otak atau lebih dikenal sebagai pendarahan subarachnoid adalah pendarahan yang berada di daerah antara permukaan otak dan jaringan di bawahnya yang menurut National Library AS dari Medicine, dapat mengakibatkan kejang, koma, dan akhirnya kematian.

Wanita perokok berat, atau mereka yang mengisap 21- 30 batang per hari punya risiko paling tinggi. Wanita 8 kali lebih berisiko mengalami pendarahan otak dibandingkan wanita non perokok. Sementara perokok laki-laki hanya 3 kali berisiko terkena pendarahan otak dibandingkan non-perokok.

"Kami menemukan bukti kuat bahwa peningkatan risiko akibat merokok lebih besar terjadi pada wanita " jelas Dr Joni Valdemar Lindbohm, seorang dokter bedah saraf dan kesehatan masyarakat di Universitas Helsinki, Finlandia, seperti dilansir Foxnews, Minggu (24/7/2016).

Para ahli mengatakan otak perempuan lebih rentan terhadap efek merokok, karena merokok dapat menurunkan kadar estrogen yang juga menyebabkan peradangan dan proses lain yang menyebabkan pembuluh darah turun hingga kehabisan darah. Merokok juga menyebabkan perempuan lebih cepat menopause.

Kabar baiknya adalah bahwa risiko ini dapat berkurang secara signifikan apabila para perokok ini berhenti merokok selama enam bulan.

Penelitian, yang diterbitkan dalam American Heart Association jurnal Stroke, melibatkan 65.521 orang dewasa yang dipilih secara acak antara 1972 dan 2011.

"Tidak ada tingkat aman dari rokok," kata Lindbohm. "Pilihan terbaik adalah tidak merokok. Berhenti merokok, bagaimanapun, dapat mengurangi risiko perdarahan subarachnoid baik pada wanita maupun pria."tukasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya