Liputan6.com, Singapura- Seiring dengan perkembangan zaman, kemampuan manusia dalam berkarya semakin membaik. Ini banyak dibuktikan oleh mereka yang berkecimpung di dunia medis. Salah satu yang paling menonjol seperti dilansir dari laman Science Daily, Sabtu (6/8/2016) adalah proyek pembuatan otak manusia versi 3D berukuran mini karya para ilmuwan asal Singapura.
Baca Juga
Advertisement
Otak manusia versi mini ini dibuat oleh para ilmuwan untuk membantu riset mereka dalam mengembangkan ilmu pengobatan dan teknik penyembuhan terhadap penyakit-penyakit tertentu yang berhubungan dengan otak. Untuk proyek ini, penyakit Parkinson dan penyakit otak lainnya yang merupakan dampak dari proses penuaan, menjadi fokus utama para ilmuwan.
“Otak adalah organ paling kompleks dalam tubuh manusia. Risiko penyakitnya juga sama-sama kompleks. Kelompok ilmuwan di Singapura telah memudahkan kita untuk memahami penyakit dan mengembangkan pengobatan medis untuk masalah pada otak kita melalui replika otak tiga dimensi versi mini,” kata seorang asisten profesor Neuroscience & Behavioral Disorders Programme di Duke, Shawn Je.
“Kini kita bisa menguji obat atau segala bentuk teknik penyembuhan pada otak versi mini terlebih dahulu sebelum mencobanya pada otak manusia,” lanjutnya.
Terbuat dari jaringan tiga dimensi, otak versi mini ini dirancang semirip mungkin dengan otak manusia. Para ilmuwan merancang dan membangunnya secara perlahan-lahan dalam laboratorium. Ada beberapa bagian tertentu dari otak manusia yang sengaja dibuat menonjol dalam versi mininya agar lebih mudah diteliti.
Penelitian tersebut berhasil mengungkap untuk pertama kalinya sel saraf dopaminergic yang aktif berfungsi dalam otak bagian tengah. Otak bagian tengah merupakan tempat di mana informasi masuk dan keluar, pengendali indera pendengaran, indera penglihatan dan gerakan tubuh manusia.
Sel saraf dopaminergic dalam otak bagian tengah memproduksi hormon dopamine secara alami. Jika kadar dopamine tinggi maka secara alami akan membantu meningkatkan aktivitas motorik dan juga perilaku impulsif seseorang. Apabila rendah, aktivitas motorik akan melambat lantaran otak tidak sepenuhnya aktif dan risiko menderita penyakit Parkinson semakin besar.
Dengan adanya otak manusia versi mini karya ilmuwan Singapura, mereka bisa memperoleh informasi tersebut dan bisa secepatnya menemukan solusi untuk penyakit seperti Parkinson.