Terungkap, Orang yang Suka Baca Buku Lebih Panjang Umur

Hasil penelitian sejumlah ilmuwan Yale University AS menunjukkan bahwa penggemar baca buku hidup dua tahun lebih lama daripada yang tidak.

oleh Adanti Pradita diperbarui 05 Agu 2016, 07:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2016, 07:00 WIB
Membaca buku
Hasil penelitian sejumlah ilmuwan Yale University AS menunjukan bahwa penggemar baca buku hidup 2 tahun lebih lama daripada yang tidak. (sumber: New York Post)

Liputan6.com, New Haven Di era teknologi ini, kepopuleran buku atau segala bentuk sajian informasi hasil mesin percetakan kian menurun. Salah satu hasil dari kemajuan teknologi, yaitu internet, telah dijadikan instrumen untuk mempermudah semua orang mengakses informasi dari berbagai sumber sekaligus tanpa harus bergerak.

Meski terkesan tidak ada yang bisa menandingi manfaat positif internet, ada satu fakta menarik soal membaca buku yang akan membuat aktivitas tersebut beberapa langkah lebih unggul dari kecanggihan teknologi apa pun.

Seperti diberitakan New York Times, Kamis (4/8/2016), fakta tersebut merupakan kesimpulan akhir sebuah penelitian yang mana berupaya mengungkap adanya keterkaitan aktivitas membaca buku dengan jangka waktu hidup manusia.

Seperti yang telah disimpulkan dalam jurnal Social Science & Medicine, seseorang yang gemar membaca buku berpeluang untuk menikmati hidup lebih lama.

Sebanyak 3.635 data orang dijadikan bahan dasar penelitian tersebut. Satu kelompok berisikan 50 orang terlibat dalam studi kesehatan terpisah di mana setiap individu diminta menjawab pertanyaan khusus soal membaca saja.

Para ilmuwan membagi sampel menjadi tiga kelompok: mereka yang tidak membaca buku, mereka yang menghabiskan waktu hingga tiga setengah jam setiap minggunya untuk membaca buku, dan mereka yang menghabiskan waktu lebih dari tiga setengah jam setiap minggunya untuk membaca buku.

Setelah diteliti, para ilmuwan mengatakan, kebanyakan dari mereka yang gemar membaca buku adalah wanita dengan pendidikan sekaligus pendapatan tinggi. Jenis kelamin, pendapatan, pendidikan merupakan tiga faktor utama yang perannya sangat penting dalam penelitian tersebut.

Adapula faktor lainnya seperti usia, ras, kesehatan, depresi, pekerjaan dan status perkawinan yang tidak kalah penting guna membantu para ilmuwan menemukan hasil paling akurat.

Dibandingkan dengan mereka yang tidak gemar membaca buku, mereka yang suka membaca buku dengan durasi tercatat kurang lebih tiga setengah jam setiap minggunya memiliki 17 persen kemungkinan untuk hidup lebih panjang dan risiko kematian minim.

Mereka yang menghabiskan waktu lebih dari tiga setengah jam setiap minggunya untuk membaca buku memiliki 23 persen kemungkinan untuk hidup lebih panjang dan risiko kematian jauh lebih minim dibandingkan kelompok lainnya.

Secara garis besar, orang yang suka membaca buku hidup rata-rata hampir dua tahun lebih lama daripada mereka yang tidak membaca sama sekali.

“Mereka yang menyisihkan waktu setidaknya setengah jam saja untuk membaca buku memiliki peluang untuk hidup lama dibandingkan mereka yang tidak punya waktu dan kemauan untuk membaca buku,” kata salah seorang ilmuwan sekaligus profesor epidemiologi di Yale University, Becca R. Levy.

“Namun, kemungkinan bertahan hidup juga tetap bergantung pada faktor pendukung lainnya seperti, kekayaan, pendidikan, kapasitas atau tolak ukur kemampuan kognitif dan variabel lainnya,” tutupnya.

Jadi, Anda pilih yang mana: raup informasi cepat lewat internet namun hanya memiliki waktu singkat untuk melakukannya? Atau raup informasi secara perlahan-lahan lewat buku dan dianugerahi waktu yang lebih panjang untuk melakukannya?

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya