Liputan6.com, Jakarta Setiap orang ingin terlihat menarik di depan orang-orang tertentu yang ia anggap spesial dalam hidupnya. Untuk meningkatkan daya tarik, kebanyakan orang akan berupaya membuat dirinya menarik dengan cara membuat penampilannya lebih indah dipandang mata.
Mulai dari perawatan kulit hingga berolahraga guna tubuh membentuk lekukan indah, segala macam upaya akan dikerahkan agar kita bisa mampu menarik perhatian orang sekitar.
Baca Juga
Mungkin kita berpikir hal-hal seperti perawatan fisik, otak encer, kemampuan berkarya, serta perilaku baik sudah cukup untuk membuat kita terlihat menarik.
Advertisement
Namun, melansir dari beberapa sumber, ternyata tingkat daya tarik seseorang tidak diukur sepenuhnya lewat faktor-faktor tersebut.
Sebuah studi yang dipimpin oleh sekelompok psikolog di Royal Holloway, University of London menunjukkan bahwa tingkat daya tarik seseorang ternyata hampir sepenuhnya ditentukan oleh faktor siapa yang ada di samping atau sekitar Anda, serta seberapa tampan atau cantik wajah dan penampilan mereka dibandingkan dengan penampilan Anda.
Anda mungkin berpikir bahwa daya tarik seseorang sudah tetap dan tidak akan berubah, namun penelitian menunjukkan bahwa konteks merupakan kunci atau tolak ukur orang lain menilai seberapa tampan atau cantik diri Anda di mata mereka.
Kasarnya, peringkat daya tarik seseorang akan lebih tinggi ketika mereka sedang bersama dengan orang yang memiliki penampilan kurang menarik, atau saat dirinya sedang sendiri tanpa ada sosok orang lain untuk dibandingkan.
Penelitian yang melibatkan 40 peserta tersebut dimasukkan ke dalam jurnal Psychological Science. Setiap peserta diuji menggunakan foto yang mana harus diberikan penilaian soal daya tarik sosok yang ada di dalamnya.
Para peserta secara spesifik diminta untuk menilai wajah yang sama dalam beberapa foto berbeda. Ada foto dengan sosok orang tersebut sendirian, kemudian ada yang bersama dengan orang lain dan ada juga dengan sosok yang dianggap kurang rupawan.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa orang-orang yang bersama dengan kita, memberikan dampak soal menarik atau tidaknya diri kita di mata orang lain,” ujar salah seorang psikolog dalam penelitian ini, Dr. Nicholas Furl.
Furl berpikir bahwa informasi yang diperoleh dalam penelitian ini sangat berguna untuk dijadikan bahan riset dan pertimbangan oleh mereka yang bekerja di bidang periklanan, desain website, dan perilaku konsumen.
“Orang-orang mungkin secara sosial mengevaluasi seseorang secara berbeda-beda, tergantung pada siapa yang berdiri di dekatnya,” tutupnya.