Liputan6.com, Jakarta Dokter memperingatkan, tren untuk mengangkat rambut kemaluan dengan menggunakan lilin/waxing ternyata bisa jadi penyebab di balik lonjakan angka infeksi menular seksual, yang menyebabkan kutil kemaluan.
Mencukur rambut kemaluan bisa menyebabkan 'trauma mikro' di kulit, meningkatkan risiko penularan virus cacar bernama Molluscum contagiosum, ujar seorang ahli dari Prancis.
Baca Juga
Virus tadi akan menyebabkan kutil air, benjolan berwarna pink yang bisa menyebar ke seluruh permukaan tubuh. Kutil jenis ini biasanya cukup umum pada anak-anak, karena virus ini bisa disebarkan melalui kontak kulit ke kulit.
Advertisement
Namun, kutil ini juga bisa ditularkan saat aktivitas seksual. Dan pada dekade terakhir, insiden sehubungan infeksi jenis ini meningkat tajam, mengutip The Telegraph, Jumat (17/3/2017).
Dokter-dokter dari Prancis ingin tahu apakah peningkatan ini berhubungan dengan tren Brazilian wax, atau bentuk lain dari pengangkatan rambut kemaluan.
Mereka meneliti rekam medis dari kunjungan ke klinik kulit di Nice dari Januari 2011 sampai March 2012, dan mengindetifikasi 30 kasus infeksi kutil air. Semua kecuali dua dari 30 pasien telah melakukan pengangkatan rambut kemaluan. 20 dari 28 orang dicukur, lima dipotong, dan tiga orang di-wax.
Dalam empat kasus, kutil tadi telah menyebar sampai ke perut bawah, dan pada satu kasus lainnya telah menyebar sampai ke paha.
Menuliskan penemuan ini dalam jurnal Sexually Tranmitten Infections, mereka memperingatkan: "Pengangkatan rambut kemaluan (terutama mencukur), bisa membantu penularan dengan cara mikro-traumatisme."
Mereka mengatakan alasan untuk melakukan pengangkatan rambut pubis masihlah belum jelas, "tapi bisa jadi berhubungan dengan pornografi berbasis internet."
"Alasan lain yang dikup adalah meningkatnya sensasi seksual. Bisa juga ada alasan psikologis, seperti keinginan alam bawah sadar untuk mensimulasi penampilan infantil atau keinginan untuk menjauhkan diri kita dari perilaku binatang."
Tren mencukur rambut kemaluan ini, para peneliti mencatat, juga mencuat di kalangan pria. Bahkan, 24 dari 30 kasus di atas terjadi pada pria.