Liputan6.com, Jakarta Kekhawatiran masyarakat untuk minum jamu sempat terjadi sejak BPOM merilis daftar obat dan makanan yang tak baik untuk dikonsumsi. Kecemasan itu pun melanda para penjual jamu gendong. Apa iya proses peracikan jamu dinilai tidak sesuai dengan standar kesehatan?
Untuk menjawab keraguan tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, akhirnya merilis pernyataan resmi melalui akun Instagram resminya @bpom_ri. Melalui infografis, BPOM menyatakan bahwa usaha jamu gendong tidak memerlukan izin edar resmi.
Baca Juga
"Usaha jamu gendong adalah usaha yang dilakukan secara perorangan dengan menggunakan bahan obat tradisional dalam bentuk cairan yang dibuat segar dengan tujuan untuk dijajakan langsung kepada konsumen," terang BPOM melalui ilustrasi gambar yang disiarkan melalui Instagram dan Twitter.
Advertisement
Simak juga video menarik berikut :
Standar kesehatan jamu gendong versi BPOM
Untuk menjaga higienitas, BPOM mengutarakan sebenarnya ada 'SOP' khusus yang harus diperhatikan para pelaku usaha jamu gendong.
"Pembuatan jamu gendong harus menerapkan sanitasi dan higiene," papar BPOM dalam ilustrasi gambar.
Untuk masyarakat, BPOM menegaskan bahwa jamu aman dikonsumsi selama pelaku usaha jamu gendong membenahi hal-hal berikut.
"Kebersihan diri penjual, penggunaan bahan baku yang benar dan bersih, kebersihan peralatan dan tempat meracik, cara pembuatan atau pengolahan yang baik, dan cara penyajian yang baik," jelas BPOM.
Jadi, Anda tak perlu berhenti berlangganan jamu kunyit asam atau jamu beras kencur yang dijajakan mba-mba penjual jamu gendong.
Advertisement