Liputan6.com, Jakarta Surya Sahetapy sedih melihat banyak orang normal berubah pura-pura tuli untuk mengelabui polisi.
Putra pasangan Ray Sahetapy dan Dewi Yull yang seorang penasihat tuli ini, mengatakan, daripada pura-pura tuli agar terbebas dari tilang polisi, lebih baik jadi diri sendiri dan bersikap jujur.
Advertisement
"Nanti bagaimana kalau tiba-tiba jadi tuli? Mau?," kata Surya saat berbincang dengan Health-Liputan6.com melalui pesan singkat pada Jumat, 23 Februari 2018.
Advertisement
Baca Juga
Surya termasuk sosok yang nyaris tidak pernah mau berbagi hal negatif di akun Instagram. Namun, Surya tak kuasa untuk tidak mengunggah sebuah video, yang memperlihatkan seorang emak-emak mengaku tuli saat melanggar lalu lintas.
Pemuda yang tuli sejak lahir dan kerap memakai bahasa isyarat itu tahu betul, emak-emak berdaster cokelat itu tidak beneran tuli.
Baca juga: Polisi Lepas Emak-Emak Tuli Pelanggar Lalu Lintas
"Yang sudah belajar biasanya tahu, karena dari video itu tidak menunjukkan bahasa isyarat," balas Surya.
Surya melihat, emak-emak pengendara motor bebek dengan pelat nomor B 6460 THN menunjukkan gestur seolah-olah ingin muntah.
Menurut dia, orang tuli biasanya kesulitan memahami ucapan dari orang normal. Tidak dengan ibu itu, yang tampak sangat paham, dan langsung mengiyakan instruksi polisi, padahal polisi tersebut belum selesai bicara.
"Kalau dari video ini, orang tersebut memperagakan dengan gestur tidak jelas dan berulang-ulang. Ketika Polisi menjelaskan (belum selesai) sudah diiyakan, seolah-olah ibu tersebut mengerti. Padahal kalau orang Tuli asli, biasanya memperhatikan gerakan mulutnya dan terlihat ekspresi bingung," kata Surya Sahetapy.
Polisi Harus Bisa Bedakan Mana yang Tuli Beneran dan Bohongan
Pemilik nama lengkap Panji Surya Putra Sahetapy pun jadi kasihan melihat polisi yang ada di video itu, karena mudah ditipu oleh seorang emak-emak yang berpura-pura sebagai orang tuli.
"Makanya polisi jangan mau kalah sama polisi Amerika, Afrika Selatan bahkan Italia sudah mempelajari bahasa isyarat maka bisa membedakan mana bahasa isyarat beneran atau bohongan,"
tulis Surya di keterangan video itu.
Menurut Surya, ada pilihan lain jika polisi tidak berinteraksi dengan orang tuli beneran.
"Bisa tulisan atau antar dia (dalam hal ini emak-emak pengendara motor itu yang posisinya tidak ada helm dan spion) ke rumah keluarga demi keselamatan dia juga," kata Surya. Atau bisa meminta bantu orang-orang di Juru Bahasa Isyarat.
Lebih lanjut Surya mengingatkan, tidak baik berpura-pura menjadi tuli supaya bebas dari tilang polisi. Seolah-olah orang tuli minta dikasihan dan perlu dibantu karena tidak bisa komunikasi, padahal ada banyak pilihan komunikasi yang bisa dilakukan.
Ini baru satu orang yang ketahuan. Surya sulit membayangkan, apabila di luar sana, banyak orang seperti emak-emak ini, yaitu pura-pura tuli demi mengelabui polisi.
"Maka itu saya sarankan agar polisi untuk bisa tahu dan memahami. Memperlakukan kami sama dengan pengguna jalan umum yang lain, tanpa ada perbedaan kecuali komunikasi saja," kata Surya Sahetapy menekankan.
Advertisement