Sikap Bapak Tendang Bocah di Mal Kelapa Gading Seharusnya Begini

Bapak yang ada di video insiden Mal Kelapa Gading seharusnya tidak seperti itu. Begini seharusnya yang dilakukan.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 28 Apr 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2018, 15:00 WIB
Keseruan Warga Afghanistan Rayakan  Tahun Baru Persia
Menurut Rena, Sekalipun Anak Bermain di Wahana yang Aman, seperti Insiden di Mal Kelapa Gading, Belum Tentu Benar-benar Aman (AP Photo/Rahmat Gul)

Liputan6.com, Jakarta Ada hal lain yang menarik perhatian warganet dari kasus insiden bapak tendang bocah laki-laki di Mal Kepala Gading, yaitu adu mulut antara ibu dari bocah laki-laki dengan bapak dari bocah perempuan yang terjatuh itu.

Baca juga: Insiden Bapak Tendang Bocah di Mal Kelapa Gading, Siapa yang Harus Disalahkan?

Psikolog Klinis Dewasa PION, Rena Masri yang sudah melihat video itu mengatakan, wajar apabila dua-duanya menjadi sangat emosi. Yang satu anaknya jatuh dan yang satunya lagi anaknya ditendang.

Akan tetapi Rena melihat, tidak seharusnya bapak yang menendang bocah laki-laki tersebut berbuat seperti itu. Menurut Rena, si bapak bisa lebih asertif untuk mengungkapkan kekesalannya, karena baik bapak maupun si ibu dari bocah laki-laki itu punya andil atas atas insiden di Mal Kelapa Gading ini.

"Si bapak seharusnya bisa menunjukkan kekesalannya dengan baik. Bisa dikomunikasikan dengan sangat baik. Jadi memang perlu diomongin ke orangtua bocah laki-laki agar ke depannya nanti, kalau lagi mainan ayunan, harus lebih aware dengan sekeliling. Sampaikan itu dengan baik," ujar Rena saat dihubungi Health Liputan6.com pada Sabtu, 28 April 2018.

 

Anak Belum Punya Kemampuan

Sebab, yang namanya anak-anak, memang belum punya kemampuan menilai apakah tindakan tersebut benar atau salah. Itu mengapa mereka perlu pendampingan penuh dari orang dewasa maupun orangtua sendiri.

"Dia belum tahu mana situasi yang bisa membahayakan dan mana yang tidak membahayakan. Maka itu, perlu pendampingan," ujar Rena.

Kalau dalam kasus insiden di Mal Kelapa Gading ini saling balas-balasan, tidak akan ditemukan ujung pangkalnya. Sebagai contoh seperti ini. Ketika seorang anak sedang bermain di sekolah lalu tanpa sengaja mendorong temannya sampai jatuh, apa iya anak itu harus dibalas dengan mendorongnya juga sampai jatuh?

"Kan tidak seperti itu. Penyelesaiannya bagaimana? Ingatkan anak itu dan orangtuanya, agar lain kali anak tersebut tidak mendorong anak-anak lainnya," kata Rena.

Apalagi kejadian seperti ini terjadi di area bermain anak. Rena mengingatkan, anak tetap butuh pengawasan orangtua sekalipun berada di area bermain. Sebab, belum tentu semuanya aman.

"Maksud saya, walaupun playground, kayak ayunan deh misalnya, besi-besi kerasnya itu tetap berbahaya buat anak," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya