Liputan6.com, Jakarta Gempa 7.0 Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (5/8/2018). Tak hanya meninggalkan trauma dan gangguan kesehatan penduduk di sekitar area, bisa juga memengaruhi kondisi ibu hamil dan janin dalam kandungan.
Hubungan efek gempa pada ibu hamil mulai banyak diteliti setelah gempa hebat di Chile pada 2005. Kala itu gempa berkekuatan 7.8 SR memorakporandakan daerah di sekitar pusat gempa. Ada 11 orang dinyatakan meninggal dan 200 lainnya menderita luka-luka.
Baca Juga
Beberapa bulan setelahnya, pemerintah setempat mencatat adanya peningkatan signifikan pada kelahiran bayi prematur. Tak hanya itu, bayi- bayi yang lahir pun cenderung berbobot rendah. Setelah ditelaah, ternyata bayi- bayi prematur dan berbobot rendah tersebut terlahir dari ibu yang mengalami gempa bumi pada masa kehamilannya.
Advertisement
Stres pikiran dan trauma
Ibu hamil yang mengalami gempa bumi disinyalir mengalami stres psikis dan trauma, ringan hingga berat. Stres dan trauma inilah yang akan menyebabkan pelepasan hormon kortikotropin atau hormon “stres” yang berpotensi memicu gangguan kehamilan.
Gangguan tersebut kemudian dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan menimbulkan masalah pada perkembangan bayi. Akibatnya, bayi yang dilahirkan memiliki berat lahir di bawah angka normal.
Akan tetapi, berbagai dampak kesehatan kehamilan ini hanya terjadi pada ibu hamil yang mengalami gempa bumi di trimester pertama. Ibu yang tengah hamil di trimester kedua dan ketiga saat gempa bumi terjadi tidak mengalami dampak bermakna terhadap kandungannya.
Saksikan juga video menarik berikut:
Saran bagi ibu hamil yang rasakan gempa
Bagi ibu yang mengalami gempa Lombok, kelahiran bayi prematur ini dapat dicegah dengan berbagai cara, seperti:
● Cari dukungan dan pertolongan untuk atasi stres
Stres yang tersisa dari bencana gempa bumi memang sulit untuk dihindari, tapi pertolongan tetap dapat dicari. Sampaikan apa yang Anda rasakan kepada kerabat terdekat dan bila perlu minta dampingan psikolog untuk membantu melewati masa-masa penuh trauma ini.
● Kontrol rutin
Pastikan ibu hamil melakukan kontrol rutin sepanjang usia kehamilan agar perkembangan janin dapat dipantau secara ketat. Deteksi dini gangguan perkembangan kehamilan merupakan kunci agar ibu dan juga sang bayi tetap sehat hingga persalinan nanti.
● Kenali tanda persalinan dini
Mengenali tanda persalinan diri seperti kontraksi hebat, pecah ketuban, dan adanya bercak darah yang keluar dari jalan lahir adalah cara untuk menjaga kehamilan tetap lancar dan sehat. Bilamana terdapat tanda-tanda tersebut, dokter dapat memberikan beberapa pengobatan untuk mempertahankan kehamilan dan menundanya hingga waktu persalinan tiba.
Setiap ibu hamil wajib menjaga kesehatan demi dirinya sendiri dan bayi yang ada dalam kandungannya. Bila gempa Lombok kemarin menyisakan luka, baik fisik maupun psikis, segera cari penanggulangannya. Dengan penanganan yang tepat, berbagai dampak negatifnya dapat dicegah. Kehamilan lancar, ibu dan bayi pun akan senantiasa sehat hingga waktu persalinan tiba.
Penulis: dr. Dyan Mega Inderawati
Sumber: Klikdokter.com
Advertisement