Dr. Leimena, Perintis Pembangunan Balai Kesehatan di Desa-desa

Kemudahan mengakses kesehatan di Indonesia saat ini tak lepas dari campur tangan Dr. Leimena.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Agu 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2018, 18:00 WIB
Johanes
Johannes Leimena (Foto: Merdeka.com/2016 wikimedia.org)

 

Liputan6.com, Jakarta Jelang hari Kemerdekaan RI ke-73, Health-Liputan6.com menuliskan sosok-sosok penting di bidang kesehatan di masa lalu. Kali ini sosok dokter sekaligus tokoh politik Indonesia, Dr Leimena yang kami sajikan untuk Sahabat Liputan6.com.

Kemudahan mengakses kesehatan di Indonesia saat ini tak lepas dari campur tangan Dr. Leimena. Kegigihan beliau membuka peluang peningkatan akses kesehatan di Indonesia usai perang kemerdekaan.

Mengutip buku Dr. Johannes Leimena Negarawan Sejati Dan Politisi Berhati Nurani, Leimena atau orang sering memanggilnya dengan sapaan Om Jo atau Om Yo, lahir di Ambon, 6 Maret 1905. Dia memulai kiprahnya di dunia kesehatan sejak berkuliah di STOVIA (Sekolah Kedokteran) pada tahun 1930.

Usai perang kemerdekaan, bidang kesehatan di Indonesia mengalami berbagai persoalan. Kementerian kesehatan Indonesia mengalami kekurangan sumber daya manusia (dokter, para medis, tenaga administrasi dan lainnya). Sarana dan prasarana yang ada juga mengalami kerusakan. Keadaan bertambah sulit dengan masuknya dinas kesehatan federal, yang berakibat pada hubungan antara intansi pusat dan daerah tidak lagi sinkron.

Melihat kondisi tersebut pada tahun 1950, Om Yo berinisiatif untuk mengubah orientasi pembangunan dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan. Dia berencana akan melakukan pembangunan rumah sakit di setiap kabupaten, dengan meliputi kecamatan dan desa.

Pusat kesehatan atau rumah sakit pusat akan dibangun di wilayah kabupaten dan rumah sakit pembantu dibangun di wilayah kecamatan. Sedangkan di desa-desa akan dibangun balai pengobatan.

Namun, program ini tidak langsung dilaksanakan serentak di seluruh kabupaten Indonesia. Karena banyak hal yang perlu di siapkan. Selain biaya, akan di persiapkan juga personalia yang nantinya akan membantu di setiap daerah.

Sebagai percobaan, program akan diterapkan di daerah Bandung. Bandung dipilih karena saat itu tingkat perekonomian rakyat Bandung relatif lebih baik bibanding daerh lain. Sehingga pembiayaan kegiatan dapat dibantu oleh pemerintah daerah.

Program ini disebut sebagai Bandung Plan, yang menjadi cikal bakal pembangunan pusat kesehatan di seluruh Indonesia.

 

 

Sosok yang Jujur di Mata Presiden Soekarno

Mengawali karier sebagai dokter desa, ternyata Presiden Soekarno mempercayakan jabatan menteri kepada Leimena. Mengutip laman Merdeka.com, Soekarno menyebut Leimena sebagai orang paling jujur yang pernah ditemui.

"Begini, aku ingin kau menjadi menteri," kata Soekarno pada Leimena. Enteng saja, dan jadilah Leimena seorang menteri. Demikian ditulis dalam Biografi Soekarno, Penyambung Lidah Rakyat, yang ditulis Cindy Adams.

Sebagai salah satu menteri dalam kabinet yang disusun Soekarno pada waktu itu, Leiman pun pernah mewakili Bangsa Indonesia dalam perundingan diplomatik di luar negeri.

Rupanya ada kisah yang berkesan dari pengalaman keluar negeri Leimena itu bagi Soekarno. Benarlah penilaian presiden pertama RI itu akan sosok menterinya yang jujur. Sadar dirinya adalah wakil rakyat, Leimena enggan menggunakan fasilitas negara atau pun menghamburkan uang rakyat. Leimena memutuskan meminjam jas dan dasi teman sekamarnya saat akan hadir dalam perundingan diplomatik. Meski dengan jas dan dasi pinjaman, Leimena tetap tampil percaya diri.

"Hanya untuk beberapa jam saja, aku bisa mengatasinya. Jangan khawatir aku tidak akan bikin malu negara kita," tegas Leimena.

 

Penulis: Nita Utami

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya