Pertolongan Pertama pada Mental Korban Bencana Alam untuk Apa?

Melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First Aid) korban merupakan sebuah usaha yang perlu diperhatikan untuk menghadapi dampak buruk bencana alam.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Agu 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2018, 09:00 WIB
Pengungsi gempa Lombok (Liputan6.com/Sunariyah)
Pengungsi gempa Lombok (Liputan6.com/Sunariyah)

Liputan6.com, Jakarta Tidak ada yang menginginkan bencana alam terjadi. Bencana alam datang tanpa diundang dan sulit sekali untuk diprediksi. Tidak hanya menimbulkan kerusakan infrastruktur, tapi juga gangguan terhadap kondisi psikologis para korban itu sendir.

Aspek psikologis juga penting untuk diperhatikan dalam menghadapi dampak bencana. Sebab, bencana tidak hanya menyebabkan luka secara fisik, tetapi juga secara emosional.

Menurut sebuah penelitian, korban terdampak bencana berpotensi mengalami kecemasan, depresi, dan trauma. Oleh karena itu, melakukan pertolongan pertama pada psikologis (Psychological First Aid) korban merupakan sebuah usaha yang perlu diperhatikan untuk menghadapi dampak buruk bencana alam.

Apa itu Psychological First Aid?

Psychological first aid (PFA) adalah tindakan suportif dan manusiawi, berupa dukungan sosial, emosional, atau praktis yang diberikan terhadap seseorang yang mengalami peristiwa krisis. Peristiwa kritis yang dialami menyebabkan seseorang mengalami penderitaan dan membutuhkan pertolongan karenanya. Peristiwa krisis yang terjadi seperti, kecelakaan, bencana alam, atau peristiwa traumatis lainnya. Sebagai tambahan, PFA dilakukan dengan tetap memperhatikan budaya dan kemampuan dalam diri korban.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam psychological first aid adalah

1. Memperhatikan kebutuhan dan apa yang sedang dipikirkan korban.

2. Menjadi pendengar yang baik, namun tidak memaksa korban untuk bercerita. Terlebih lagi memintanya untuk mengingat kembali dan menganalisa peristiwa traumatis yang sudah terjadi secara detil.

3. Menenangkan, menghibur serta membuat korban merasa aman dan nyaman.

4. Membantu korban untuk terhubung dengan informasi, layanan dan dukungan sosial di luar.

5. Tidak semua orang yang mengalami peristiwa kritis membutuhkan psychological first aid.

6. Tidak terbatas pada profesi tertentu untuk memberikan psychological first aid

7. Bukan berarti memberi konseling, penyembuhan, pelabelan atau diagnosa terhadap peristiwa yang terjadi 

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

Pentingnya Melakukan Psychological First Aid (PFA)

Sebagian orang berfokus hanya pada luka fisik dan menekankan pentingnya kehadiran bantuan medis saat bencana terjadi. Padahal, terdapat luka emosional yang sama sakitnya dan butuh perhatian lebih untuk ditangani. Dengan demikian, psychological first aid hadir sebagai sebuah tindakan untuk menjaga dan mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan psikososial korban. Di samping itu, ada beberapa alasan yang menjelaskan pentingnya melakukan psychological first aid pada korban, yaitu:

1. Mengurangi Risiko Gangguan Mental

Tidak sedikit korban bencana alam merasa putus asa dan terpuruk, misalnya yang dialami oleh korban Gempa Yogyakarta pada tahun 2006. Mereka kehilangan tempat tinggal, keluarga, harta benda dan berbagai hal yang dimilikinya. Mereka seakan-akan berdiri di tanah yang tidak bisa dipijak, hampa dan penuh kekosongan. Banyak dari mereka yang tidak tahu harus berbuat apa. Oleh karena itu, PFA ini dilakukan agar mengurangi risiko terdampak bencana pada aspek psikologis. Sebab, kondisi psikologis para korban juga dapat mempengaruhi cepat lambatnya proses healing pasca bencana.

2. Meningkatkan Self-Healing

PFA dapat membantu seseorang untuk dapat menyembuhkan dirinya sendiri dari dalam. Self-healing ini dilakukan dengan memberi dorongan kepada korban untuk bisa memahami keadaan yang telah terjadi. Setelah memahami keadaan yang terjadi, korban bencana juga dibantu untuk menerima peristiwa yang telah terjadi.

3. Membangun Harapan

Harapan adalah perasaan yang sangat penting bagi para korban terdampak bencana. Satu-satunya tongkat yang membantunya untuk bangkit adalah memiliki harapan untuk tetap melanjutkan kehidupan, apapun keadaannya. Di sinilah pentingnya PFA dalam membangun harapan bagi para korban. Memberikan pelukan yang hangat untuk setiap tangisan yang mereka curahkan. Menemani para korban agar sembuh dari luka-luka yang menyakitkan atas peristiwa traumatis yang dilaluinya.

Lima Elemen Dasar Psyhological First Aid

Terdapat lima elemen dasar yang harus diperhatikan dan dipenuhi dalam memberikan psychological first aid, yaitu:

Keamanan dan Keselamatan

Memastikan survivor terbebas dan berkurang dari ancaman atau kekhawatiran atas peristiwa yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan dukungan dan kenyamanan secara fisik dan emosional. Kemudian membantu dirinya untuk memenuhi kebutuhan dasar dan memberikan informasi untuk memperolehnya kelak, seperti makanan, minuman dan tempat tinggal. Apabila survivor mengalami luka fisik, segera mencari bantuan dari pihak medis.

Ketenangan

Menenangkan dan membantu survivor untuk kembali stabil dari tenggelamnya perasaan sedih dan derita atas peristiwa traumatis yang terjadi. Untuk menenangkan survivor dapat dilakukan dengan menciptakan suasana yang tenang dan terhindar dari tanda-tanda bahaya.

Menjadi pendengar yang baik bagi survivor yang ingin berbagi cerita dan emosi yang dirasakan tanpa pemaksaan. Mengingatkan survivor bahwa tidak ada yang benar atau salah dalam merasakan emosinya sekarang. Membantu survivor untuk memahami peristiwa yang terjadi serta memberikan informasi untuk menghadapi tekanan yang dirasakan. Terakhir, menyampaikan pada survivor bahwa ada bantuan yang akan datang sehingga jangan terjebak dalam rasa takut dan cemas.

Keterhubungan

Membantu dan memastikan survivor untuk tetap terhubung dengan relasi dekat atau pihak luar lainnya. Hai ini dapat dilakukan dengan menghubungi relasi terdekat, menjaga sebuah keluarga atau siapapun yang merupakan relasi terdekat untuk tetap besama.

Menghubungkan survivor dengan layanan bantuan yang tersedia. Serta, tetap memerhatikan budaya yang berlaku terkait umur, ras dan agama.

Efikasi Diri

Efikasi diri adalah keyakinan seseorang bahwa akan ada hasil positif dalam tindakan yang dilakukan serta merasa mampu untuk menolong dirinya sendiri. Dalam psychological first aid,menguatkan efikasi diri survivor dilakukan dengan melibatkan dirinya secara langsung untuk mengetahui dan menemukan kebutuhannya sendiri. Kemudian mendampingi survivor dalam mengambil keputusan, memprioritaskan permasalahan dan mencari cara penyelesaiannya.

Harapan

Sampaikan pada survivor bahwa ada harapan untuk kembali pulih dan ada orang-orang yang ingin membantu. Selain itu, meyakinkan mereka bahwa apa yang dirasakan sekarang adalah hal yang normal. Dengan demikian, survivor tidak terjebak dalam putus asa dan masih melihat kemungkinan untuk terus bergerak.

Tiga Prinsip Dasar Psychological First Aid

WHO (World Health Organization) mengembangkan tiga prinsip dasar yang menjadi pedoman dalam memberikan psychological first aid, yaitu look (lihat), listen (dengar), dan link (terhubung). Look menjelaskan pentingnya untuk melihat, mengamati dan memastikan situasi darurat yang dimasuki sudah aman. Listen menjelaskan pentingnya untuk mendengarkan dan memahami apa yang dibutuhkan oleh korban. Link menjelaskan pentingnya penyediaan informasi agar korban terhubung dengan informasi atau bantuan praktis yang dibutuhkan.

Tiga prinsip dasar ini bersinggungan dengan lima elemen dasar yang telah disampaikan sebelumnya. Tiga prinsip dasar seolah menekankan bahwa look, listen, dan link adalah pedoman penting yang harus selalu diingat. Sebelum memenuhi tiga prinsip tersebut tentunya perlu memastikan seberapa siap orang-orang yang ingin memberikan PFA. Kesiapan yang harus dipenuhi adalah mempelajari terlebih dahulu situasi krisis yang terjadi, ketersediaan bantuan dan layanan yang ingin diberikan, serta keamanan dan keselamatan tempat kejadian.

                                                                   ***

Setiap peristiwa traumatis selalu meninggalkan luka, baik fisik maupun psikis. Psychological first aid (PFA) hadir untuk mendampingi korban yang terluka secara psikis, yang justru terasa lebih sulit untuk menyembuhkannya. Terasa sulit karena luka psikis tidak dapat terlihat oleh kasat mata dan tidak semudah itu untuk ditemukan.

Meski begitu, bukan berarti psychological first aid mustahil untuk dilakukan. Siapa saja bisa memberikan psychological first aid dengan mempelajari terlebih dahulu makna dari PFA itu sendiri seperti apa. Ketika PFA telah berhasil diberikan, harapannya korban kembali pulih dari luka, kembali merasa baik dan sejahtera dengan keadaannya sekarang.

Tulisan Mirza Iqbal dari Pijar Psikologi untuk Liputan6.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya