Shahnaz Haque Bersahabat dengan Kanker

Pembawa acara Shahnaz Haque (46) rasa-rasanya sudah akrab, bahkan bersahabat dengan kanker. Apa sebab?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 21 Okt 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2018, 09:00 WIB
[Bintang]
Shahnaz Haque (Galih W. Satria/Bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta Pembawa acara Shahnaz Haque (46) rasa-rasanya sudah akrab, bahkan bersahabat dengan kanker. Ibunya meninggal karena kanker, neneknya pun sama. Lalu, mertuanya pun meninggal karena kanker. Tak berhenti di situ, dirinya pun pernah didiagnosis kanker.

“Jadi memang keluarga kami dekat sekali dengan kanker. Saya pun pasien kanker. Tahun 1998 saya teredeteksi kanker ovarium, tapi atas kebaikan Tuhan saya bisa punya 3 anak," kata Shahnaz Haque usai senam bersama di Kantor Kementerian Kesehatan Jakarta bersama Menteri Kesehatan Nila Moeloek beberapa waktu lalu.

Pengalaman berhadapan dengan kanker, tak membuat istri Gilang Ramadhan ini takut dengan penyakit tersebut. Semua orang nantinya juga akan meninggal, baik yang menderita kanker atau tidak. Intinya, persoalan hidup dan mati itu urusan Tuhan seperti dilansir dari Sehat Negeriku, Minggu (21/10/2018).

Walau begitu, sebagai penyintas kanker, ia harus menjalani gaya hidup sehat. Diantaranya dengan mengatur pola makan dan rajin menggerakan badan.

Soal urusan pola makan, kiniia mengurangi makan daging merah, jika pun makan hanya sebulan sekali. Ia memilih menyantap daging putih seperti ayam dan ikan. 

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Rutin cek kesehatan

[Bintang] Shahnaz Haque
Shahnaz Haque (Yunan Laziale/bintang.com)

Shahnaz menekankan untuk lakukan tes kesehatan rutin dan sedini mungkin. Semakin dini kanker terdeteksi akan semakin besar peluang untuk dikendalikan.

“Kalau kita terkena kanker, harus tahu apa yang harus dilakukan, penyembuhan saya setahun karena langsung diangkat. Tapi kalau ditanya proses pemeliharaannya supaya tetap sehat ya sampai saya mati, karena dalam setahun 2 kali mesti periksa darah CA 125, apakah dia (kanker) tetap tidur atau ada yang muncul, jadi semuanya dari periksa darah,” ucap Shahnaz.

Kemudain ia mesti melakukan tes kanker serviks dengan pap smear walupun kankernya di ovarium dan harus menggunakan transducer seperti orang hamil. Pemeriksaan seperi itu rutin Shahnaz lakukan setahun dua kali.

“Kalau sekali kita terkena kanker maka kita mesti bersahabat dengan penyakit itu. Kalimat survive itu bukan artinya kanker hilang karena sel itu sudah ada di tubuh kita, jadi bagaimana kita mengolah pikiran untuk tidak stres, membuat badan tetap sehat. Kemudian menjaga pola makan, itu faktor eksternal, kalau internal itu menjaga pikiran agar tidak stres,” ucapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya