Liputan6.com, Jakarta Punya anak kembar dua mungkin sudah biasa. Namun, bagaimana jika memiliki anak kembar lima yang seluruhnya adalah laki-laki?
Pasangan asal Cirebon, Jawa Barat, Lely Solihati (34) dan Habibie Ahmad Akbar (32) bercerita pada Health Liputan6.com keseruan mengurus lima anak kembar dan satu anak perempuan.
Baca Juga
Selang satu tahun dua bulan setelah putri pertama, Shakira Maryam Assyabiya, lahir, Lely dan Habibie memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi. Tak disangka, kehamilan kedua memberikan Lely sebuah kejutan.
Advertisement
"Selama program cuma dua bulan, dokter melihat ada dua kantung yang jadi. Lalu dia bilang, ibu kalau misal ini jadi, ini bisa jadi anak kembar empat," cerita Lely ketika bertandang ke kantor Kapanlagi Youniverse, Gondangdia, Jakarta bersama keluarganya yang dijuluki AIUEOS Family beberapa waktu lalu ditulis Selasa (6/11/2018).
Namun, juga memaparkan kemungkinan buruk. Dokter mengatakan ada kemungkinan kantung tersebut gugur seluruhnya atau jika jadi hanya satu ataupun dua.
Dua minggu kemudian, betapa kagetnya Lely dan sang suami. Bukan satu, dua, tiga atau empat melainkan lima kantung saat kontrol kehamilan.
"Jadi, ada satu sel telur itu ada yang membelah jadi dua. Berhasil semua itu tuh," kata Lely antusias.
Proses menuju kehamilan ini normal, sama sekali tidak melibatkan proses bayi tabung.Â
Selama kehamilan kembar lima, otomatis Lely mesti bolak-balik ke rumah sakit memeriksakan kandungan.
Lalu, bagaimana dengan asupan makan? Nafsu makan Lely meroket. "Makan tuh sehari bisa enam kali makan berat."
Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Dinamakan seperti huruf vokal
Â
Kelima buah hati pasangan ini pun akhirnya lahir pada Minggu, 10 Januari 2016 di RSAB Harapan Kita Jakarta. Sesudah lahir lewat persalinan caesar, lalu distabilkan di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU).Â
Yang unik, lima jagoan kembar Lely dan Habibie dinamai dengan inisial sesuai huruf vokal. Mereka adalah Abbid Muhammad Akbar (A), Izzul Syaefuddin Al Akbar (I), Uqkail Fathul Akbar (U), Ezra Khairu Akbar (E), dan Oxy Abhitya Akbar (O). Bersama dengan sang kakak, Shakira, mereka menamakan keluarga mereka AIUEOS Family.
Ketika kelima buah hatinya dilahirkan, macam perasaan bercampur aduk di benak keduanya. Khususnya Habibie sebagai kepala rumah tangga.
"Senanglah, kaget waktu pertama kali hamil, bahkan hampir tidak percaya. Orangtua dan mertua juga tidak percaya waktu isinya lima. Tapi sekarang karena sudah ada, kita jalanin," kata Habibie
Mengurus anak tentu ada suka dan duka, apalagi ini satu plus lima anak kembar.Â
"Sukanya itu ramai, banyak teman di rumah. Banyak yang kangenin. Dukanya ya pasti budget. Karena mengurus anak lima tambah satu pasti pengeluarannya lumayan besar. Kami selalu berusaha kerja keras untuk mereka semua," kata pria yang memiliki usaha di bidang fotografi tersebut.
Lely mengatakan, selalu ada cerita yang mengisi keseharian mereka di rumah. Mulai dari berebut mainan, bertengkar, hingga sulit tidur.
Â
Advertisement
Cara membedakan
Memiliki lima anak kembar harus membuat Lely dan Habibie mampu membedakan putra-putranya. Salah satunya dari mengenali ciri fisik khas yang dimiliki masing-masing dari mereka.
"Kalau Abbid itu badannya berisi, lebih gemuk. Kalau Izzul rambutnya lebih halus. Kalau Uqkail dan Oxy itu kembarnya identik jadi mirip banget, tapi mereka bedanya dari wajah," kata Lely sembari mengingat-ingat.
"Oxy mukanya agak bulat, kalau Uqkail mukanya agak lonjong. Terus kalau Ezra matanya agak sipit oriental," kata Lely yang juga seorang newborn photographer tersebut.
Â
Aktif di Youtube
Keluarga ini sendiri juga terbilang aktif di media sosial dan internet. Salah satunya adalah Instagram dan Youtube.
Di Instagram, mereka kerap mengunggah aktivitasnya di akun @aiueos.greatfamzz. Sementara, keluarga muda ini juga terjun ke Youtube di akun AIUEOS FAMILY.
"Kalau Youtube kita tujuannya untuk share ke teman-teman di luar sana yang ingin tahu aktivitas kita. Kadang ada yang DM (direct message), coba dong tips dan triknya mengurus anak kembar gimana," kata Habibie.
Lely dan Habibie sendiri tidak mengarahkan bagi keenam anaknya untuk mengikuti cita-cita keinginan orangtuanya. Mereka membebaskan keinginan sang anak jika kelak dewasa nanti.
"Kita tidak akan pernah memaksakan anak menjadi A, B, atau C. Biarkan dia berjalan dengan sendirinya sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing, dengan tujuan dan arahan yang baik," kata Habibie.
Advertisement