Liputan6.com, Jakarta - Di tengah dinamika pembangunan bangsa, peran keluarga kembali ditegaskan sebagai pilar utama dalam membentuk masyarakat yang tangguh dan negara yang kuat. Sepeti disampaikan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd, solusi dari banyak persoalan bangsa berakar pada kekuatan keluarga.
“Urusan negara akan selesai jika ditarik dengan kekuatan keluarga, dan jika urusan keluarga selesai maka semua urusan juga akan selesai,” ujar Wihaji dalam kegiatan Bincang Keluarga: Membangun Keluarga Harmonis dan Tangguh yang digelar Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN pada Selasa (14/4/2025) di Ballroom kantor Kemendukbangga, Jakarta.
Baca Juga
Menteri Kemendukbangga menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan dua hal besar secara bertahap, yaitu kependudukan dan pembangunan keluarga. Menurutnya, pembangunan keluarga yang mandiri, bahagia, dan tenteram adalah fondasi dari pembangunan nasional.
Advertisement
“Kami akan menyelesaikan dua hal yaitu kependudukan dan pembangunan keluarga step by step. Pembangunan keluarga yang pada intinya kita mau mandiri, bahagia, dan tentram insya Allah akan selesai dengan diri kita sendiri. Apabila kita sudah selesai membangun keluarga kita sendiri, insya Allah nanti untuk membangun yang lain akan selesai, karena cikal dan dasarnya adalah diri kita,” ujarnya penuh semangat.
Mengusung tema “Keluarga Hebat, Bangsa Kuat: Sinergi untuk Pembangunan Keluarga Indonesia”, kegiatan ini juga menjadi momentum silaturahmi Idul Fitri 1446 H antar pegawai Kemendukbangga serta ajang untuk memperdalam pemahaman akan pentingnya sinergi lintas sektor dalam pembangunan keluarga, sejalan dengan semangat Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana).
Cinta, Hormat, dan Dukungan: Tiga Pilar Keluarga Harmonis
Dalam kesempatan ini, praktisi Neuro Parenting Skill Aisah Dahlan, CMHt., CM. NLP membagikan strategi praktis dalam membangun keluarga yang tidak hanya harmonis tetapi juga tangguh menghadapi tantangan zaman.
“Perlu memahami bahwa kunci utama terletak pada kasih sayang, saling memahami, saling menghormati, dan saling mendukung satu sama lain,” ujar Aisah.
Ia menekankan bahwa keluarga adalah tempat utama pendidikan karakter, tempat belajar mencintai dan dihargai, serta ruang aman bagi seluruh anggotanya untuk tumbuh secara utuh.
Advertisement
Indeks Kebahagiaan Dimulai dari Rumah
Keluarga harmonis bukan sekadar idealisme, tapi terbukti menjadi faktor penting dalam kebahagiaan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data BPS, indeks kebahagiaan keluarga Indonesia mencapai 71,86% pada tahun 2023, dengan indikator ketenteraman sebesar 59,79% dan kemandirian 52,49%.
Angka-angka ini menegaskan bahwa pembangunan keluarga harus menjadi prioritas, bukan hanya untuk mencapai kesejahteraan individu, tetapi juga untuk menciptakan bangsa yang kuat dan bersatu.
