Mana yang Lebih Cepat Merapikan Gigi, Behel atau Invasalign?

Behel dan Invasalign sama-sama berfungsi merapikan gigi dengan keunggulan masing-masing.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 17 Jan 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2019, 07:00 WIB
Merapikan gigi menggunakan behel atau kawat gigi (Foto: Giovani Dio Prasasti/Liputan6.com)
Pilihan metode merapikan gigi menggunakan behel/kawat gigi atau Invasalign (Foto: Giovani Dio Prasasti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Kini, metode merapikan gigi bukan hanya behel atau kawat gigi. Ada juga yang terbaru yakni Invasalign. Mana yang lebih efektif dan cepat dalam merapikan gigi?

Walau diklaim lebih canggih dibanding behel, ada beberapa kasus dokter akan menyarankan pasien menggunakan behel daripada Invasalign.

"Kalau dari pengalaman-pengalaman yang sudah ada, kasus-kasus yang lebih kompleks, bisa lebih cepat behel," ujar dokter gigi spesialis ortodonsia Irwin Lesmono dalam diskusi media di Jakarta ditulis Kamis (17/1/2019).

Namun, Irwin mengungkapkan dalam kasus yang sederhana hingga menengah, durasi dua metode tersebut umumnya relatif mirip secara kecepatan.

"Kenapa (dalam kasus kompleks) bisa lebih lama? Karena pergerakannya juga lebih kompleks sehingga dibutuhkan plastik yang lebih banyak. Sementara braces tradisional bisa mencapai itu karena dia sekali tarik gigi yang bergerak juga lebih banyak," tambah dokter gigi dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta ini.

 

Harus cek kondisi gigi

Ilustrasi dokter gigi (iStockphoto)
Ilustrasi dokter gigi (iStockphoto)

Selain itu, pasien juga harus mempertimbangkan bagaimana proses pembuatan dari alat seperti Invisalign itu sendiri.

Yang pasti, untuk memutuskan sebelum menggunakan metode merapikan gigi baik kawat gigi ataupun Invisalign, Anda tentunya harus memeriksakan dulu kesehatan gigi Anda.

"Biasanya kalau untuk memasang (behel) tentunya kami akan lakukan pemeriksaan lengkap. Pemeriksaan ini tidak sekadar memeriksa kalau giginya berantakan, tapi pemeriksaan kesehatan giginya juga" ujar Irwin pada Health Liputan6.com

Irwin mencontohkan, untuk menggerakkan gigi, kondisi gusi dan tulang seseorang harus sehat. Apabila dari pemeriksaan rontgen dan klinis ditemukan ada jaringan yang tidak sehat atau rusak, maka seorang dokter tidak boleh secara langsung melakukan perawatan ortodonsia atau langsung memasang kawat gigi.

"Biasanya konsultasikan dulu pasien ini. Kita sarankan ke dokter spesialis gusi atau dokter gigi spesialis periodonsia. Nanti akan dia rawat kondisi gusi dan tulangnya dulu supaya sehat. Baru dikembalikan ke dokter spesialis ortodonsia," kata Irwin menambahkan.

Selain itu, pastikan juga tempat Anda melakukan perawatan adalah tempat yang memiliki ahli yang baik. Tidak asal melakukan sendiri atau di tempat-tempat yang tidak terjamin seperti tukang gigi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya