Saran Ilmuan untuk Anda yang Ingin Lebih Sukses

Meminta orang untuk menemukan passion ternyata adalah hal yang salah. Ini yang lebih baik

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 17 Feb 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2019, 07:00 WIB
Senang Duduk di Dekat Jendela? Ternyata Begini Kepribadian Anda
Ketimbang mencari passion, ilmuwan sarankan hal ini (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Selama ini, kita selalu diminta untuk menemukan passion atau gairah ketika mengerjakan sesuatu. Namun, sebuah studi menyatakan bahwa nasehat semacam ini ternyata adalah pernyataan yang buruk.

Dikutip dari laman Stanford News Service pada Sabtu (16/2/2019), passion bukanlah sesuatu yang harus ditemukan. Para psikolog menemukan bahwa pernyataan "temukan passion Anda" membawa implikasi tersembunyi. Mereka menyatakan bahwa ketika itu diucapkan, mengejar akan terdengar mudah. Namun, penelitian menemukan ketika orang menghadapi tantangan yang tidak terhindarkan, pola pikir ini membuatnya lebih mungkin untuk menyerah pada minatnya.

Studi yang dilakukan oleh Paul O'Keefe, Carol Dweck, dan Gregory Walton ini melakukan serangkaian penelitian laboratorium. Mereka memeriksa keyakinan semacam itu, dan keterkaitannya dengan mengarahkan seseorang untuk berhasil atau gagal dalam mengembangkan minat mereka.

Di sisi lain, gagasan bahwa passion harus ditemukan sepenuhnya terbentuk dan secara tersirat mengatakan bahwa minat seseorang adalah terbatas. Ini juga membuat orang-orang mempersempit fokusnya dan mengabaikan area lainnya.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Pemikiran sempit mencegah perkembangan

stres
Mencari passion hanya membuat pemikiran menjadi sempit (iStockphoto)

Ketiga peneliti sendiri melakukan beberapa percobaan yang melibatkan 470 peserta. Dalam eksperimen pertama, beberapa siswa yang dibagi menjadi dua kelompok yang disebut "techie" atau mereka yang tertarik pada minat di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika, serta "fuzzy" atau siswa yang berminat di bidang seni dan humaniora. Para peneliti meminta mereka membaca dua artikel. Satu terkait teknologi dan satunya terkait humaniora.

Mereka menemukan, siswa dengan pola pikir yang menetap, lebih kurang terbuka terhadap artikel yang berada di luar bidang mereka. Walton mengatakan, pemikiran semacam inilah yang bisa menjadi masalah.

Fokus yang sempit pada satu bidang bisa mencegah individu mengembangkan pengetahuan di bidang lain yang mungkin akan penting bagi mereka di lain waktu.

"Banyak kemajuan dalam sains dan bisnis terjadi ketika orang menyatukan bidang yang berbeda, ketika orang melihat hubungan baru antara bidang yang mungkin belum pernah dilihat sebelumnya," katanya

 

Membentuk passion

Ilustrasi bahagia - stres (iStockphoto)
Passion tidak dicari namun dibentuk dan dikembangkan (iStockphoto)

O'Keefe menyatakan, di dunia yang semakin lintas disiplin, pola pikir yang bertumbuh berpotensi mengarah pada jenis inovasi, seperti melihat bagaimana seni dan ilmu pengetahuan bisa menyatu," tambah O'Keefe. Selain itu, penelitian tersebut menyatakan bahwa pola pikir yang menetap malah menyulitkan orang untuk berkembang di bidang yang dia kuasai.

Karena itu, ketimbang mencari dan menetapkan passion, para peneliti menyarankan Anda untuk "mengembangkan hasrat".

"Jika Anda melihat sesuatu dan berpikir, 'itu tampak menarik, itu bisa menjadi bidang di mana saya berkontribusi', Anda kemudian berinvestasi di dalamnya," kata Walton.

"Sarjana saya, di awal, menatap tentang ide menemukan hasrat mereka, tapi seiring waktu mereka menjadi jauh lebih bersemangat mengembangkan passion-nya dan melihatnya melewati itu," kata Dweck.

"Mereka memahami bahwa itulah cara mereka dan masa depan mereka akan dibentuk, serta bagaimana mereka pada akhirnya akan memberikan kontribusinya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya