Liputan6.com, Jakarta Diare adalah penyakit yang paling umum dan sering dialami oleh semua orang. Berdasarkan data informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2017 dari Kemenkes RI, jumlah kasus diare seluruh Indonesia adalah sekitar 7 juta.
Baca Juga
Dari data tersebut, paling banyak terjadi di provinsi Jawa Barat dengan 1,2 juta kasus. Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari (akut), namun pada sebagian kasus dapat memanjang hingga berminggu-minggu (kronis). Pada umumnya, diare tidak berbahaya jika tidak terjadi dehidrasi.
Advertisement
Diare merupakan sebuah kondisi ketika seseorang melakukan buang air besar (BAB) lebih sering dari biasanya. Selain itu, diare juga ditandai dengan kondisi feses yang lebih encer dari biasanya. Diare bisa terjadi pada siapa saja baik orang dewasa maupun anak-anak.
Apabila diare berlangsung terlalu lama tanpa ditangani, diare dapat menjadi pertanda gangguan serius.
Berikut penjelasan penyakit diare yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber. Jumat (15/3/2019).
Penyebab Penyakit Diare
Pada umumnya, penyebab penyakit diare adalah virus, bakteri dan parasit hingga alergi. Benda asing tersebut masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Salah satu hewan pembawa bakteri adalah lalat. Makanan yang telah dilalati sebaiknya dibuang untuk mencegah diare.
Penyakit diare pun juga dapat disebabkan oleh kuman yang menempel pada tangan yang kotor dan masuk ke dalam tubuh ketika sedang makan. Ada pula diare yang diakibatkan oleh intoleransi terhadap beberapa makanan, seperti fruktosa dan laktosa
Pada penyakit diare kronis, penyebab umumnya adalah radang pada saluran pencernaan, yaitu penyakit crohn, olitis ulseratif, olitis mikroskopik. Beberapa penyebab penyakit diare kronis lainnya adalah:
· Infeksi kronis
· Konsumsi obat-obatan
· Diabetes
· Penyalahgunaan alkohol
Advertisement
Gejala Penyakit Diare
Beberapa gejala yang diakibatkan penyakit diare, antara lain:
· Feses lembek dan cair.
· Nyeri dan kram perut.
· Mual dan muntah.
· Nyeri kepala.
· Kehilangan nafsu makan.
· Haus terus menerus.
· Demam.
· Dehidrasi.
· Darah pada feses.
Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai penyakit diare. Pada anak-anak, diare dapat ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut kering, serta menangis tanpa mengeluarkan air mata.
Pada keadaan dehidrasi berat, anak dapat terlihat cenderung mengantuk, tidak responsif, mata cekung, serta kulit perut yang dicubit tidak kembali dengan cepat.
Sedangkan tanda dehidrasi pada orang dewasa, antara lain kelelahan dan tidak bertenaga, kehilangan nafsu makan, pusing, mulut kering, serta nyeri kepala.
Cara Mengatasi Penyakit Diare: minum banyak cairan hindari makanan tertentu
Setiap orang mungkin bisa membutuhkan perawatan yang berbeda-beda. Beberapa orang yang sakit diare mungkin harus mendapatkan perawatan di rumah sakit selama beberapa hari.
Sementara beberapa orang lainnya cukup di rawat di rumah dengan istirahat total. Berikut cara mengatasi penyakit diare :
1. Minum banyak cairan
Dalam kasus yang tidak terlalu parah, gejala penyakit diare dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. Akan tetapi, bagi beberapa orang lainnya, diare yang dialaminya mungkin lebih berat.
Dehidrasi disebabkan karena terlalu banyak cairan yang keluar dari tubuh melalui buang air besar yang terlalu cair dan sering pada saat diare.
Untuk mengatasi hal tersebut, orang yang sedang sakit diare dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan cairannya. Sebaiknya kamu minum banyak cairan dari air putih, air kelapa, teh manis, air kaldu, atau oralit.
Jika kamu memiliki penyakit ginjal, jantung, atau hati dan harus membatasi cairan, sebaiknya berkonsultasi ke dokter.
2. Hindari makanan tertentu
Selama kamu sakit diare, sebaiknya memerhatikan asupan makanan dengan baik. Konsumsilah makanan yang lunak, tinggi protein dan rendah serat. Hindari berbagai makanan yang sulit dicerna agar gejala diare tidak semakin memburuk.
Secara umum, berikut beberapa makanan yang harus kamu hindari selama sakit diare:
· Makanan padat/ keras, pedas, berlemak, berminyak, mentah, berserat tinggi, dan banyak bumbu.
· Buah dan sayur yang mengandung gas.
· Alkohol dan kafein, setidaknya sampai 48 jam setelah semua gejala diare kamu menghilang.
· Hindari mengonsumsi susu atau produk olahan selama 3 hari setelah gejala diare kamu hilang. Namun, kamu bisa memakan keju atau yogurt yang mengandung probiotik.
Advertisement
Cara Mengatasi Penyakit Diare: Pilih makanan probiotik dan rajin cuci tangan.
3. Pilih makanan yang mengandung probiotik
Probiotik mengandung sekumpulan bakteri hidup yang mirip dengan bakteri sehat yang umumnya ditemukan di dalam sistem pencernaan tubuh.
Probiotik dapat meningkatkan jumlah bakteri sehat yang ada untuk melawan kuman dalam saluran pencernaan kamu. Bakteri ini bisa kamu temukan dalam yoghurt dan keju. Jika diperlukan, kamu juga bisa mengonsumsi suplemen probiotik.
4. Rajin cuci tangan
Saat kamu mengalami diare, penting untuk cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Terutama setelah kamu pergi ke kamar mandi dan sebelum makan.
Pasalnya, tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang sering digunakan untuk bersentuhan dengan berbagai benda. Bersalaman dengan orang lain, membuka gagang pintung, atau memencet tombol lampu adalah beberapa contoh aktivitas yang melibatkan sentuhan tangan.
Cucilah tangan kamu menggunakan sabun dan air yang mengalir sampai benar-benar bersih. Jangan lupa, jaga pula kebersihan kuku.