Liputan6.com, Jakarta Aksi 22 Mei yang disiarkan di televisi tak menutup kemungkinan ditonton juga oleh seorang anak.
Ketika hal itu menimpa Anda, tidak perlu khawatir, cukup menjelaskan atau menjawab apa pun pertanyaan yang anak lontarkan.
Baca Juga
"Kalau anak yang di bawah umur sudah keburu menonton (aksi 22 Mei) itu, jelaskan sekonkret mungkin," kata Psikolog Anak, Ratih Zulhaqqi saat dihubungi Health Liputan6.com pada Rabu, 22 Mei 2019.
Advertisement
Selain itu, orangtua harus menempatkan dirinya senetral mungkin.
"Namanya juga orang beda pendapat, ada jalan yang sedang dicari untuk menyelesaikan permasalahan tersebut," kata Ratih memberikan saran.
Pada dasarnya, orangtua adalah penyaring tontonan anak. Bila anak belum sempat menyaksikan aksi 22 Mei di televisi, sebaiknya hindari dulu menyalakan teve.
"Orangtua yang pegang kontrol. Kalau orangtua mau menonton aksi 22 Mei, jangan di depan anak," katanya.
Sebab, menonton bareng anak sambil menjelaskan apa yang sedang terjadi pun, anak tidak terlalu paham.
Â
Bagaimana Kalau yang Nonton Anak 13 Tahun?
Bahkan, sekali pun yang menonton aksi 22 Mei itu adalah anak di berumur 13 tahun, Ratih tetap menyarankan orangtua untuk mendampinginya.
"Beritahu kalau itu namanya konflik. Konflik itu berasal dari beda pendapat, yang harus diselesaikan secara damai dan perundingan. Akan tetapi, di satu sisi, tidak menemukan titik temu untuk menyelesaikannya," ujarnya.
Advertisement