Cara Orang Tua Menghadapi Kejang Demam pada Anak

Kejang demam dapat terjadi pada anak usia 6 bulan - 5 tahun yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.

oleh Gilar Ramdhani pada 02 Jul 2019, 12:10 WIB
Diperbarui 22 Jul 2020, 10:02 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Kejang demam dapat terjadi pada anak usia 6 bulan - 5 tahun yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial seperti adanya cidera di kepala.

Dalam ilmu kedokteran terdapat 2 klasifikasi pada kejang demam yakni kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks.

Kejang demam sederhana

  • Kejang berlangsung singkat (<15 menit)
  • Bentuk kejang seluruh tubuh
  • Tidak berulang dalam waktu 24 jam
  • Berhenti ≤5 menit dan berhenti sendiri

Kejang demam kompleks

  • Kejang berlangsung lama (>15 menit)
  • Bentuk kejang hanya pada satu sisi, tidak seluruh badan
  • Dapat berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
  • Diantara kejang pertama dan berikutnya anak tidak sadar

dr. Ribka Cordelia Iskandar, Sp.A dari Rumah Sakit EMC Tangerang menjelaskan setidaknya ada empat pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan oleh anak dengan kejang demam.

1. Pemeriksaan laboratorium

Darah lengkap, elektrolit dan gula darah.

2. Pungsi lumbal

Pemeriksaan cairan serebrospinal untuk menegakkan/menyingkirkan infeksi di susunan saraf pusat (otak)

Tetapi tidak semua kasus kejang demam harus dilakukan lumbal pungsi. Ada beberapa indikasi untuk dilakukan pungsi lumbal yakni tanda dan gejala rangsang meningeal, curiga ada infeksi susunan saraf pusat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Serta, dipertimbangkan anak dengan kejang disertai demam yang sebelumnya mendapat antibiotik dan dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis.

3. Elektroensefalografi (EEG)

Bila bentuk kejangnya berupa kejang disatu sisi dan kejang terjadi sering tanpa disertai demam.

4. CT Scan/MRI kepala

Dilakukan bila ada indikasi kelainan neurologis fokal menetap, seperti hemiparesis (lemahnya 1 sisi pada bagian tubuh) atau paresis nervus kranialis (lemahnya gerak badan/hilangnya sebagian gerakan badan/adanya gangguan gerakan, misal: kelopak mata turun, suara terganggu).

Orang tua jangan panik

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Ketika menemukan anaknya mengalami kejang, dr. Ribka Cordelia Iskandar, Sp.A mengingatkan para orang tua untuk tetap tenang dan tidak panik. Orang tua bisa melakukan beberapa tahapan dan tindakan di bawah ini saat anaknya kejang antara lain;

  • Longgarkan pakaian yang ketat terutama sekitar leher
  • Bila anak tidak sadar posisikan miring, bila muntah/ada lendir bersihkan
  • Bila takut lidah tergigit, jangan masukkan sesuatu kedalam mulut
  • Ukur suhu, observasi dan catat bentuk serta lama kejang
  • Tetap damping anak selama dan sesudah kejang
  • Harus selalu sedia alat termometer (alat pengukur suhu badan)
  • Berikan diazepam rektal (sesuai berat badan anak) langsung saat terjadi kejang.

dr. Ribka Cordelia Iskandar, Sp.A juga mengingatkan bila awalnya anak sudah diketahui demam sumer-sumer, sebaiknya orang tua langsung memberikan obat penurun panas, jangan tunggu demam menjadi lebih tinggi. Selain itu, dr. Ribka menyebutkan bahwa obat anti kejang boleh diberikan bersamaan dengan obat penurun panas dengan dosis sesuai aturan pakai.

Lebih lanjut dr. Ribka menyarakan orang tua segera membawa anak ke dokter atau rumah sakit terdekat bila kejang berlangsung 5 menit/lebih, suhu tubuh >40⁰C, kejang tidak berhenti dengan pemberian diazepam rektal, dan setelah kejang anak tidak sadar/ada kelumpuhan.

Untuk konsultasi dan pemeriksaan terhadap anak yang memiliki tanda-tanda kejang demam maupun pernah mengalami kejang demam, Anda dapat mengunjungi

dr. Ribka Cordelia Iskandar, Sp.A di Rumah Sakit EMC Tangerang dengan jadwal praktek pada hari Senin - Jumat, Pukul 08.00 - 14.30 Wib. Dan hari Sabtu pukul 08.00 - 15.30 Wib.

Informasi selengkapnya kunjungi website RS EMC Tangerang atau layanan call center RS EMC Tangerang di  021-55752575.

 

(Adv)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya