Studi: Terapi Khusus Ibu dan Anak Terdampak Gempa Lombok Kurangi Stres

Hasil studi, terapi kesehatan mental ibu dan anak terdampak gempa Lombok mengurangi cemas dan stres.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 21 Agu 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2019, 06:00 WIB
Anak-anak Korban Gempa Lombok
Anak-anak pengungsi korban gempa belajar di tenda pengungsian di Lapangan Tanjung, Lombok Utara, Rabu (8/8). Lebih dari 70.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat gempa Lombok berkekuatan 7 SR yang melanda pada Minggu (5/8). (AFP/SONNY TUMBELAKA)

Liputan6.com, Lombok Program dukungan kesehatan mental dan psikososial bagi para ibu dan anak terdampak gempa Lombok sukses mengurangi kecemasan dan stres. Terapi ibu dan anak korban gempa Lombok di Desa Kekait, Lombok selama tiga bulan terakhir ini.

Upaya penanganan ini merupakan inisiatif NIVEA melalui program NIVEA Sentuhan Ibu. Ini sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk meringankan beban mental dan psikososial para Ibu, khususnya sebagai figur yang memiliki peran sentral dalam keluarga.

Rangkaian terapi didasari pada kekuatan sentuhan ibu ini telah memberi dampak positif bagi para ibu dan anak dengan trauma pasca bencana gempa Lombok.

"Terapi berpasangan antara ibu dan anak dilakukan guna meningkatkan bonding dan empati. Upaya ini terbukti dapat meminimalisir gejala kecemasan dan stres. Secara keseluruhan mampu meningkatkan kesehatan mental para ibu dan anak yang terdampak gempa Lombok,” ujar Marketing Manager NIVEA Skin Care, Diana Riaya dalam keterangan tertulis kepada Health Liputan6.com, ditulis Selasa (20/8/2019).

Diiikuti oleh 168 ibu dan anak, program ini menunjukkan, hasil positif terhadap perubahan kesehatan mental para Ibu dan Anak yang terdampak bencana gempa bumi pada tahun 2018. Hasil intervensi menunjukkan, para ibu menjadi lebih menghargai hubungan antara ibu dan anak melalui komunikasi dan sentuhan. Mereka merasakan adanya penurunan tingkat kecemasan dan stres.

"Penilaian studi dibuktikan melalui mood sheet (kuesioner untuk mengukur suasana hati) yang diisi oleh para ibu sebelum dan sesudah intervensi. Untuk peningkatan aspek bonding antara ibu dan anak. Lebih dari 85 persen penerima ibu dan anak terdampak gempa Lombok merasa lebih baik setelah mengikuti terapi," lanjut Diana.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Sasaran Terapi

Anak-anak Korban Gempa Lombok
Anak-anak bermain di tempat penampungan pengungsi korban gempa bumi di Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8). BPBD Lombok Utara mencatat data sementara jumlah korban jiwa akibat gempa Lombok mencapai 347 orang. (AP/Tatan Syuflana)

Metode khusus yang didasari oleh kekuatan sentuhan Ibu melalui terapi kesehatan mental dan psikososial yang diterapkan ibu dan anak terdampak gempa Lombok, yaitu Mindfulness Therapy dan Play Therapy. Terapi mindfulness dan dikombinasikan dengan bermain bersama anak dapat meringankan mental ibu dan anak.

Berdasarkan laporan yang disampaikan One Health Collaborating Center (OHCC) Udayana, hasil penilaian awal menunjukkan, 168 ibu yang mengalami depresi, kecemasan dan, stres tingkat ringan hingga tinggi. Ada juga 109 anak yang merasakan kecemasan pascagempa.

Mereka terbagi menjadi dua kelompok intervensi, yaitu Kelompok Target yang terdiri dari 128 pasang ibu dan anak serta Kelompok Suportif yang terdiri dari 35 pasang ibu dan anak. Kedua kelompok ini menerima intervensi terapi sesuai kebutuhan masing-masing.

“Selama program intervensi ini berlangsung, kami juga melibatkan berbagai institusi di Nusa Tenggara Barat, diantaranya RSJ Mutiara Sukma, Kantor Dinas Layanan Sosial Mataram, UIN Mataram, hingga kader dan organisasi pemuda setempat. Program ini menunjukkan, perubahan positif kesehatan mental para Ibu dan Anak yang terdampak bencana," tutur Ketua One Health Collaborating Center Udayana, Ni Nyoman Sri Budayanti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya