Liputan6.com, Jakarta - Untuk mengatasi kecanduan gawai, Indonesia bisa belajar dari Jepang. Apalagi Jepang sudah memasuki era Society 5.0. Indonesia tengah menjajaki 4.0.
Baca Juga
Advertisement
"Kita bisa belajar dari Jepang agar anak-anak tidak lagi kecanduan gawai. Saya pun ikut belajar juga. Di sana, ada Festival Permainan Tradisional setiap bulan November. Festivalnya diikuti oleh berbagai negara di dunia," ungkap psikolog anak Seto Mulyadi kepada Health Liputan6.com melalui wawancara khusus di kediamannya di bilangan Lebak Bulus, Jakarta pada Kamis (14/11/2019).
Kehadiran festival permainan tradisional akan menggairahkan anak-anak bermain secara 'alami' tanpa ketergantungan dengan gawai. Anak-anak terhindar dari kecanduan gawai.
"Adanya permainan tradisional ini sebagai pilihan lain untuk anak-anak. Mereka jadi ikut memainkan permainan tradisional," lanjut Kak Seto.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Populerkan Permainan Tradisional
Kak Seto menambahkan, pembelajaran dari festival permainan tradisional di Jepang juga mendorong masyarakat luas mempopulerkan kembali permainan tradisional.
"Di Jepang juga sama seperti Indonesia. Mereka punya (permainan tradisional) gobak sodor, engklek, dan egrang," tambahnya.
"Sekalian mereka mengajak masyarakat luas agar permainan-permainan tradisional itu dipopulerkan kembali.
Advertisement
Memasukkan ke Kurikum SD
Terinspirasi dari festival permainan tradisional Jepang, Kak Seto menyampaikan sebuah usulan kepada mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
"Waktu itu saya sudah sampaikan ke Mendikbud sebelumnya, Pak Muhadjir Effendy untuk memasukkan kembali permainan tradisional ke dalam kurikulum sekolah dasar khususnya," Kak Seto melanjutkan.
Diharapkan permainan tradisional Indonesia semakin dipahami anak-anak generasi milenial sekarang ini. Kecanduan gawai pun bisa teratasi.