Muhadjir Effendy Sebut Calon Pengantin Baru Perlu Bimbingan Pranikah

Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut, pentingnya bimbingan pranikah untuk calon pengantin baru.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 17 Nov 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2019, 16:00 WIB
pengantin
Calon pengantin perlu pembekalan pranikah. Copyright pexels.com/@l-u-d-c-anh-547928

Liputan6.com, Jakarta Pembekalan pranikah semestinya diberikan kepada setiap calon pengantin baru. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Bahan materi pembekalan pranikah untuk calon pengantin pun juga harus diperkaya. Penyelenggaraannya juga perlu ditingkatkan dengan melibatkan kementerian-kementerian terkait.

Di antaranya, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, Kementerian Koperasi dan UMKM serta BKKBN sebagai leading sektornya.

"Pola dan waktu penyelenggaraannya harus fleksibel, tidak memberatkan calon pengantin tetapi efektif. Bahan atau materinya bisa berupa modul dan menggunakan moda daring (on line) maupun luring (off line)," tegas Muhadjir sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Minggu (17/11/2019).

"Untuk calon pengantin yang telah mengikuti pembekalan dengan baik memeroleh surat keterangan atau sertifikat."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Perencanaan Keluarga

Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy dalam acara Tanwir Aisyiyah II periode 2015-2020 di Universitas Aisyiyah, Gamping, Sleman pada 16-18 November 2019.

Muhadjir menjelaskan, bimbingan pranikah menjadi tanggung jawab lintas kementerian, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian PPPA, KemenkopUKM, dan BKKBN.

Ini karena pemahaman yang perlu diberikan kepada calon pengantin bukan hanya soal keagamaan, melainkan multi aspek mencakup perencanaan keluarga, kesehatan, ekonomi rumah tangga, hingga masalah keturunan (reproduksi).

"Bimbingan terhadap calon pengantin tidak hanya berhenti pada pembekalan saja, harus ada tindak lanjut apabila ditemukan masalah. Misalnya, kalau diketahui bahwa calon pasangan pengantin belum punya penghasilan tetap dan ingin buka usaha, maka yang bersangkutan harus dibukakan akses pendanaannya melalui Kementerian Koperasi-UMKM," jelasnya.


Tingkatkan Kualitas Keluarga

Ilustrasi
Bimbingan pranikah untuk meningkatkan kualitas keluarga. (dok. pexels.com/Dmitry Zvolskiy)

Kebijakan bimbingan pembekalan pranikah harus diambil meningkatkan kualitas keluarga Indonesia.

"Ya, karena keluarga adalah bagian dari hulu pembangunan manusia Indonesia. Sementara itu, masih banyak kasus yang terjadi di dalam keluarga. Contohnya, masih tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan, bayi cacat lahir, stunting, gizi buruk, kekerasan dalam rumah tangga, perkawinan bawah umur, rumah tangga miskin, dan lainnya," Muhadjir menyampaikan.

“Apabila hal tersebut tidak ditangani dengan sungguh-sungguh, bisa menggagalkan upaya membangun generasi masa depan Indonesia yang unggul dan berdaya saing, sebagaimana visi Bapak Presiden Joko Widodo."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya