Liputan6.com, Jakarta Bimbingan pranikah bisa menangkal lahirnya keluarga miskin baru. Pernyataan tersebut diyakini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat menerima audiensi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di Kantor Kemenko PMK, Jakarta pada Senin (11/12/2019).
Setelah mengikuti program bimbingan pranikah, jumlah calon pasangan pengantin yang berpotensi menjadi keluarga miskin baru akan menjadi keluarga berkualitas.
Advertisement
Tidak saja mandiri secara ekonomi tetapi mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing.
“Kita tentu berharap tidak ada lagi keluarga miskin baru. Dengan bimbingan pranikah, kita mencegah munculnya keluarga miskin baru sejak dini. Ya, dimulai mempersiapkan pernikahan dengan sebaik-baiknya,” jelas Muhadjir melalui keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Kamis (12/12/2019).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 47.116.000 keluarga per Maret 2019. Rinciannya, jumlah keluarga berstatus sangat miskin dan miskin mencapai 9,4 persen atau sekitar 9.600.000 keluarga.
Jika ditambah dengan keluarga hampir miskin menjadi 16,82 persen atau sekitar 14 juta keluarga.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Penguatan Bimbingan Pranikah
Data juga mencatat, pernikahan yang ditangani Kantor Urusan Agama (KUA) sekitar 1.900.000 pernikahan per tahun. Jika ditambah dari luar KUA, menurut catatan sipil, sekitar 2.500.000 pernikahan.
Dari jumlah di atas diperkirakan ada 10 persen berpotensi menjadi keluarga miskin baru atau sekitar 250.000 keluarga.
Oleh karena itu perlu ada penguatan program bimbingan pranikah yang melibatkan kementerian terkait, salah satunya Kementerian Agama.
Diharapkan Kementerian Agama menjadikan bimbingan pranikah sebagai program tersendiri dengan alokasi anggaran khusus. Tidak lagi mengandalkan dana Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang berasal dari calon pengantin.
“Kalau nanti ada anggaran tersendiri saya senang sekali, saya sangat mendukung. Nanti Kemenag bisa jadi leading sektor di samping memberikan bimbingan keagamaan. Tentu saja, kami akan melibatkan LSM-LSM yang selama ini sudah lebih dulu menyelenggarakan bimbingan pranikah,” imbuh Muhadjir.
Advertisement
Kursus Keterampilan
Menuju penguatan program bimbingan pranikah, pemerintah juga akan berupaya menyiapkan kartu pra kerja, khususnya bagi calon pasangan pengantin yang belum memiliki pekerjaan. Nantinya, calon pasangan tersebut dibekali kursus keterampilan melalui lembaga pelatihan yang siap menyalurkan lapangan pekerjaan.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono menegaskan bahwa program bimbingan pranikah bukanlah hal baru. Namun, proses pemantapan materi penguatan bimbingan pranikah saat ini sedang disusun kembali dengan sebaik-baiknya.
Ketua Pengurus Nasional PKBI Ichsan Malik ikut bersuara. Pentingnya bimbingan pranikah untuk membekali calon pasangan pengantin soal pengetahuan dan pemahaman menciptakan generasi penerus yang unggul dan berdaya saing.
“Salah satu yang harus menjadi fokus adalah remaja. Pemerintah harus memiliki terobosan-terobosan yang melibatkan remaja. Agar ke depan mereka bisa menjadi pelopor kemajuan bangsa,” pungkasnya.