Cegah Pembekuan Darah Jantung, Jangan Duduk Diam di Pesawat Terlalu Lama

Tapi ada satu lagi penyumbatan yang sering tidak disadari oleh seseorang, karena pada umumnya terjadi di kaki. Penyakit ini disebut juga penggumpalan darah atau trombosis vena atau disebut DVT (Deep Vein Thrombosis).

oleh Fitri Syarifah diperbarui 19 Feb 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2020, 14:00 WIB
Ini Dia Penyebab Penyakit Jantung di usia Muda
Ilustrasi penyakit jantung. (via: seranganjantung.org)

Liputan6.com, Jakarta Stroke atau jantung mungkin hanya sebagian besar penyakit yang disebabakan oleh adanya penggumpalan darah. Tapi ada satu lagi penyumbatan yang sering tidak disadari oleh seseorang, karena pada umumnya terjadi di kaki. Penyakit ini disebut juga penggumpalan darah atau trombosis vena atau disebut DVT (Deep Vein Thrombosis).

DVT merupakan pembekuan darah di salah satu vena dalam, biasanya antara otot kaki.

Peneliti Eropa pernah melibatkan 8.755 orang dewasa selama enam tahun untuk mengevaluasi kasus DVT dan pulmonary embolisme, yang terjadi ketika blood clot (darah membeku/menggumpal) dan menghambat aliran darah. Mereka menemukan hanya satu DVT dalam setiap 4.656 perjalanan empat jam atau lebih.

Biasanya pembekuan darah akan menghilang dengan sendirinya. Tetapi semakin lama Anda berada di udara dan semakin banyak Anda terbang dalam waktu singkat, semakin tinggi risikonya. Kabar baiknya adalah cara Anda terlindungi selama perjalanan panjang adalah dengan mengurangi risiko penggumpalan darah dilansir dari Reader's Digest.

Adapun yang berisiko adalah wanita yang mengonsumsi pil KB, orang yang terlalu tinggi (karena kakinya akan terlipat atau menyilang yang menghambat aliran darah), terlalu pendek (karena kakinya terlalu lama menggantung yang menghambat aliran darah), atau yang gemuk (ada kemungkinan venanya tertekan).

"Kehamilan, terapi penggantian hormon dan kontrasepsi oral adalah faktor paling umum untuk DVT," kata Associate Professor Lee Lai Heng, seorang konsultan senior di departemen hematologi di Singapore General Hospital. Ia menambahkan bahwa penyakit ini tidak akan segera membunuh penderitanya karena bisa dicegah dan diobati.

Menurut centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang yang berisiko mengalami DVT saat penerbangan adalah:

- usia di atas 40 tahun

- obesitas

- belum lama telah dioperasi (minimal 3 bulan)

- pengguna kontrasepsi (misalnya pil, IUD, atau implan)

- mendapat terapi hormon (biasanya untuk mengurangi gejala menopause)

- hamil dan nifas (hingga 3 bulan setelah bayi lahir)

- memiliki riwayat DVT sebelumnya atau dalam keluarga

- memiliki kanker atau menjalani terapi untuk kanker

- keterbatasan gerak (misalnya patah tulang)

- dipasangkan kateter (selang medis) di vena besar- varises

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Cara mencegah DVT

Pintu Darurat Pesawat
Pintu darurat pesawat di dekat kursi penumpang. (iStockphoto)

Adapun gejala DVT yaitu:

1. Pembengkakan di lengan atau kaki

2. Nyeri atau hilang rasa tanpa diketahui penyebabnya

3. Kulit terasa hangat saat disentuh

4. Kulit kemerahan

Jika mengalami gejala di atas segera hubungi dokter. "Biasanya dokter akan memberi obat pengencer darah, atau pompa betis mekanik juga dapat digunakan sebagai pengganti obat," kata dr. Yap Eng Soo, seorang konsultan di divisi hematologi dari departemen hematologi-onkologi di National University Cancer Institute, Singapura.

Perubahan gaya hidup seperti menurunkan berat badan, berhenti merokok dan berolahraga secara teratur akan menurunkan risiko pembekuan darah, katanya.

Tips Mencegah DVT di Pesawat

Dokter menyarankan untuk sesekali berjalan, minum banyak air putih, memakai pakaian longgar, dan hindari duduk sambil menyilangkan kaki saat sedang berada di dalam pesawat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya