Kemenkes Pantau Hotel di Bali Tempat Menginap Lansia Jepang Positif Terinfeksi Virus Corona

Kemenkes memantau hotel tempat lansia Jepang yang positif terinfeksi mutasi Virus Corona COVID-19 saat menginap di Bali.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 26 Feb 2020, 12:57 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2020, 12:57 WIB
Ilustrasi Hotel
Kemenkes memantau hotel tempat lansia Jepang yang positif mutasi COVID-19 menginap di Bali. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI menindaklanjuti laporan terkait pria lanjut usia (lansia) asal Jepang yang dikabarkan positif terinfeksi Virus Corona, COVID-19. Kemenkes terus memantau hotel tempat ia menginap selama di Bali. 

Diketahui, pria Jepang tersebut bersama keluarganya berlibur ke Bali pada 15-19 Februari 2020. Sekembalinya dari Bali, lansia Jepang itu dilaporkan positif COVID-19. Namun, Kemenkes RI mendapatkan kabar terbaru, pria itu positif SARS CoV-2. 

"Orang Jepang ini enggak ke mana-mana, cuma di hotel aja. Makanya, pengawasan hanya dilakukan di area hotel," terang Sekretaris Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto melalui teleconference di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, kemarin (25/2/2020).

Kemenkes memiliki pandangan berbeda mengenai SARS CoV-2 dan Virus Corona yang menyebabkan infeksi COVID-19. Berdasarkan referensi yang mereka yakini, SARS CoV-2 adalah bentuk mutasi Virus Corona penyebab COVID-19 atau yang sebelumnya disebut 2019-nCoV.

Pengawasan dengan surveilans aktif dikerahkan di sekitar hotel tempat lansia Jepang yang positif terinfeksi mutasi COVID-19 menginap. Melalui Dinas Kesehatan Provinsi Bali, pengecekan kesehatan para karyawan hotel dilakukan.

"Kami tidak melakukan tindakan berlebihan. Apalagi sampai menutup hotel. Yang jelas, kami mengawasi petugas hotel tempat orang Jepang ini menginap di Bali," lanjut Yuri.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Hubungi Dinas Kesehatan Setempat

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Selama pemantauan, Kemenkes juga mengimbau, para karyawan hotel untuk segera menghubungi dinas kesehatan setempat bila dalam waktu 14 hari ke depan, ada yang mengalami keluhan gangguan kesehatan.

"Dalam 14 hari ke depan, tolong petugas hotel kalau ada yang mengalami keluhan batuk, demam, dan sesak napas, segera melapor ke dinkes," Yuri menambahkan.

Selain itu, kebersihan di hotel juga diawasi, misalnya kebersihan alat makan. Sampai saat ini, tidak ada kabar karyawan hotel tempat menginap lansia Jepang di Bali mengalami gejala COVID-19.

Sempat Sakit Sebelum ke Bali

Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Dua turis wanita berpose saat difoto di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Daerah ini merupakan tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Dari penuturan Yuri, lansia Jepang sempat sakit. Ia mengeluh sakit pada saluran pernapasan sebelum 12 Februari 2020.

"Di Jepang, sebelum 12 Februari, dia sudah sakit. Mengeluh sakit saluran napas, batuk, pilek, dan sebagainya. Sehingga, pada 12 Februari, dia berobat ke dokter di Jepang," Yuri menerangkan.

"Hasilnya, dokter menganggap tak perlu dirawat karena kondisinya masih baik. Dia hanya diberi obat dan diizinkan pulang." 

Lansia yang bekerja sebagai kepala panti sosial berangkat ke Bali pada 15 Februari 2020. Di Bali, ia berlibur sampai 19 Februari 2020.

Setibanya di Jepang, lansia tersebut merasa tidak enak badan. Pada 22 Februari 2020, ia kembali berobat ke rumah sakit.

"Diputuskan harus dirawat. Saat dirawat dan diperiksa. Ternyata ditemukan Virus SARS CoV-2. Kondisinya sekarang sudah membaik," ujar Yuri. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya