Antisipasi Virus Corona pada Anak, Lebih Baik Ajarkan Murid Cuci Tangan yang Benar

Daripada mewajibkan siswa pakai masker, lebih baik ajarkan cuci tangan dengan benar.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 06 Mar 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2020, 19:00 WIB
Siswa di BSD Wajib Periksa Suhu Tubuh
Sejumlah murid Sekolah Dasar (SD) mengenakan masker saat berada di Jakarta Nanyang School (JNY) di BSD, Tangerang Selatan, Selasa (3/3/2020). Selain cek suhu tubuh dan menggunakan masker, siswa juga diwajibkan mencuci tangan dan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat . (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta "Dok, anak saya di sekolah itu wajib pakai masker terkait pencegahan virus corona (COVID-19). Ada imbauan dari sekolahnya. Bagaimana tanggapannya?"

Pertanyaan tersebut terlontar dari salah seorang rekan yang mempunyai anak duduk di bangku SD. Penggunaan masker pun menjadi imbauan yang terus disuarakan untuk mencegah virus corona.

Namun, dokter spesialis paru konsultan Erlina Burhan memandang, ada hal yang penting daripada mewajibkan siswa sekolah menggunakan masker.

"Untuk sekolah yang mewajibkan siswa memakai masker, saya pikir, ini sebuah kepanikan. Yang perlu dilakukan, anak-anak sekolah harus diajarkan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir," ungkap Erlina ditemui di Kantor PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jakarta, kemarin (5/3/2020).

"Kalau perlu, demo sama gurunya bareng-bareng buat cuci tangan. Selain itu, guru atau sekolah sebaiknya mengimbau.siswa yang sakit kena infeksi saluran pernapasan, enggak masuk sekolah dulu. Istirahat di rumah dan berobat ke dokter, klinik atau rumah sakit."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Kalau Sakit, Tidak Masuk Sekolah Dulu

Ratusan Siswa di Kota Malang Positif Membawa Bakteri Difteri
Siswa di Kota Malang memakai masker agar tak tertular dari positif carrier difteri atau membawa bakteri penyebab difteri (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Orangtua juga diimbau, kalau anak sakit infeksi saluran pernapasan, hindari disuruh pergi ke sekolah. Hubungi pihak sekolah dan minta izin agar anak istirahat dan berobat. 

"Imbauan di atas ini yang seharusnya dilakukan, bukan mewajibkan siswa pakai masker. Intinya, kalau (siswa) ketahuan sakit di sekolah segera dipulangkan," tambah Erlina, yang berpraktik di RS Persahabatan Jakarta.

"Bila sakit ya anaknya jangan ke sekolah dulu. Sekali lagi, bukan mewajibkan murid-murid pakai masker."

Boleh juga pihak sekolah mengajarkan siswa cara memakai masker dengan benar. Yang benar, bagian warna hijau di luar, sedangkan bagian putih berada di dalam.

"Ajarkan juga cara pakai masker yang tepat kalau lagi sakit dan flu. Edukasi seperti ini yang perlu ditingkatkan. Nanti kan kalau ibu bapaknya salah pakai masker bisa ngomong, 'Pak, Bu, yang benar bagian warna hijaunya di luar."


Tangan Guru Harus Bersih

Ratusan Siswa di Kota Malang Positif Membawa Bakteri Difteri
Ratusan siswa di Kota Malang dinyatakan positif carrier difteri atau membawa bakteri penyebab difteri. Siswa dan guru di SMA Negeri 7 Kota Malang pun memakai masker untuk mencegah penularan (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Erlina menambahkan, kebersihan tangan juga menyasar pada guru-guru di sekolah. Apalagi salaman dan cium tangan dilakukan para siswa.

"Guru juga perlu cuci tangan. Saya suka lihat, anak saya kalau salaman sama gurunya itu kan sampai mencium punggung tangan guru. Maka, tangan guru harus bersih," tambahnya.

Bukan seperti di Wuhan, Tiongkok yang kasus COVID-19 sampai puluhan ribu orang. Barangkali salaman tidak dianjurkan.

"Tapi saya pikir, tak masalah salaman, selama Anda memang yakin dan pasti tangannya bersih. Terlebih lagi kalau rajin cuci tangan, enggak masalah kok salaman," tutup Erlina.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya