Liputan6.com, Jakarta Angka COVID-19 di dunia mencapai satu juta kasus positif beberapa bulan semenjak pertama kali diumumkan di Tiongkok.
Berdasarkan data dari Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Johns Hopkins University, pada Jumat, 3 April 2020 pukul 10.23 WIB kasus COVID-19 di dunia mencapai 1.015.403.
Baca Juga
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka positif tertinggi di dunia saat ini dengan 245.070 kasus COVID-19, disusul Italia, Spanyikm Jerman, dan Tiongkok.
Advertisement
Berdasarkan data tersebut, total kasus kematian di dunia mencapai 53.030 dengan angka meninggal dunia terbanyak berada di Italia dengan 13.915 nyawa melayang karena infeksi virus corona. Sementara itu, angka kesembuhan mencapai 211.409 di seluruh dunia.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Ancaman COVID-19 di Dunia
Direktur Jenderal World Health Organization Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan angka tersebut ketika banyak kasus baru bermunculan di hampir semua negara di dunia.
"Selama lima minggu terakhir, kami telah menyaksikan pertumbuhan yang hampir eksponensial dalam jumlah kasus baru, mencapai hampir setiap negara," kata Tedros seperti dikutip dari The Guardian.
"Jumlah kematian meningkat lebih dari dua kali lipat dalam sepekan terakhir. Dalam beberapa hari ke depan kita akan mencapai satu juga kasus yang dikonfirmasi dan 50 ribu kematian," ujarnya beberapa waktu yang lalu.
Hingga saat ini, 181 negara di dunia telah melaporkan kasus positif COVID-19, termasuk Indonesia. Hari Kamis kemarin, juru bicara penanganan virus corona di Indonesia Achmad Yurianto mengungkapkan bahwa tercatat ada 1.790 kasus positif COVID-19.
"Kasus sembuh bertambah 9 orang, sehingga total menjadi 112 orang," kata Yuri di Jakarta. Selain itu, 170 jiwa meninggal dunia karena virus corona.
"Gambaran ini masih memberikan bukti kepada kita bahwa penularan di luar masih terjadi, kontak dekat masih diabaikan, dan kemudian cuci tangan masih belum dijalankan dengan baik," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Indonesia itu.
Advertisement