Punya Tekad Bertahan Hidup, Lansia 108 Tahun di New Jersey Sembuh dari COVID-19

Seorang wanita 108 tahun di New Jersey, Amerika Serikat menjadi salah satu penyintas COVID-19 yang berusia lebih dari 100 tahun

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 18 Mei 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2020, 19:00 WIB
Lansia (iStock)
Ilustrasi lansia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sylvia Goldshool menjadi salah satu dari centenarian (orang yang berusia lebih dari 100 tahun) penyintas COVID-19. Di usianya yang sudah 108 tahun, ia berhasil mengalahkan penyakit yang sering dianggap lebih berisiko fatal pada orang-orang lanjut usia tersebut.

Keberhasilan Sylvia dalam mengalahkan COVID-19 bahkan disorot oleh Gubernur New Jersey, Amerika Serikat, Phil Murphy pada konferensi persnya Kamis pekan lalu.

"Kehidupan yang luar biasa, semangat yang luar biasa, dan kekuatan yang luar biasa. Teladan yang luar biasa bagi kita semua," kata Murphy seperti dikutip dari People pada Senin (18/5/2020).

Sylvia tinggal di panti jomp Allendale Community for Senior Living sejak 2007. Ketika didiagnosis COVID-19, dia dipindahkan ke ruang isolasi.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Tekad untuk Bertahan Hidup

FOTO: Kasus Corona di Amerika Serikat Tembus 1 Juta
Layar menunjukkan ucapan terima kasih terhadap petugas kesehatan terlihat di Times Square, New York, AS, Senin (27/4/2020). Menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins hingga 29 April 2020 WIB, jumlah kasus COVID-19 di AS melampaui 1 juta. (Xinhua/Michael Nagle)

Namun tak lama, Sylvia sudah sembuh dan dikeluarkan dari ruang isolasi. Dia mengakui bahwa penyakit tersebut memang berbahaya, namun semangat hidupnya berhasil membuatnya pulih.

"Saya selamat dari segalanya karena saya bertekad untuk bertahan hidup," kata Sylvia.

Dikutip dari USA Today, Nancy Chazen, keponakan Sylvia mengatakan bahwa kurang dari seminggu usai dirinya ditelepon bahwa bibinya terkena virus corona, ia kembali diberitahu bahwa Sylvia sudah sembuh.

Chazen mengatakan bahwa bibinya tidak pernah menikah dan memiliki anak sendiri. Namun ia sangat mencintai keluarganya. Ditambahkannya bahwa setelah pandemi ini mereda, ia akan mengunjungi Sylvia.

"Dia selalu ingin mengadakan pesta keluarga. Dia pikir penting untuk tetap terhubung dengan keluarga," kata Chazen.

Dikutip dari NJ.com, ini bukan pandemi pertama Sylvia. Ketika ia berusia 7 tahun, ia berada di New York City saat flu Spanyol mewabah di dunia. Selain itu, ia juga telah melewati beberapa krisis lain seperti dua kali Perang Dunia dan Great Depression.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya