Penjelasan Dokter Soal Aturan Larangan Bicara dan Gunakan Ponsel dalam KRL

Ini penjelasan dokter mengenai aturan yang melarang penumpang KRL untuk berbicara dan menggunakan ponsel selama di dalam kereta

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 17 Jun 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2020, 18:00 WIB
FOTO: Cegah Antrean Penumpang, Aparat Keamanan Diterjunkan di Stasiun Bogor
Antrean penumpang KRL Commuterline di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/6/2020) pagi. Puluhan polisi, TNI, Satpol PP, dan petugas stasiun diterjunkan untuk memandu penumpang mengantisipasi antrean panjang seperti kemarin. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu yang lalu, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) telah mengeluarkan aturan yang melarang pengguna KRL (Kereta Rel Listrik) untuk bicara dalam kereta baik menggunakan ponsel mau pun dengan sesama secara langsung.

Dokter Edward Faisal, spesialis penyakit dalam Junior Doctor Network mengatakan ada alasan di balik aturan tersebut dalam pencegahan COVID-19 di KRL.

"Mengobrol itu kalau secara penelitian dia akan mengeluarkan droplet kecil selama 15 menit. Ini menurut CDC," kata Edward dalam siaran dari Graha BNPB, Jakarta pada Rabu (17/6/2020).

Maka dari itu, penting bagi seseorang untuk menggunakan masker dalam kereta. Menurutnya, masker mampu menahan laju droplet yang bisa keluar saat kita berbicara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Tak Sarankan Pakai Ponsel

FOTO: Penerapan Pembatasan Penumpang Dalam Gerbong KRL
Penumpang menerapkan jaga jarak aman saat duduk dalam gerbong KRL tujuan Jakarta di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/6/2020). PT KCI membatasi jumlah penumpang 35- 40 persen dari kapasitas untuk jaga jarak aman antarpengguna KRL atau sekitar 74 penumpang per gerbong. (merdeka.com/Arie Basuki)

Edward juga memberikan saran apabila seseorang bepergian dengan kereta bersama orang terdekatnya.

"Tetap sebetulnya disarankan jangan dekat-dekatan. Pakai kode saja, kode mata gitu," ujarnya seraya berseloroh. "Jadi intinya tetap jangan bicara, kasih jarak satu meter."

Untuk penggunaan ponsel di kereta, Edward menyebut bahwa menggunakan benda tersebut juga berisiko meningkatkan risiko terkena COVID-19.

"Handphone itu kan materialnya plastik ada yang metal. Saat virus menempel di gawai kita, itu bisa bertahan sampai lima hari. Kalau ada yang bicara menambah lagi tuh ke handphone kita," ujarnya.

"Jadi selain risiko untuk kita juga untuk orang di rumah. Jadi kalau sayang dengan orang di rumah atau sekitar kita, sebaiknya sih jangan keluarin handphone," pungkas Edward.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya