Kemenkes: Peningkatan Tren Penyakit Tidak Menular di Usia Muda Ancam Bonus Demografi

Bahaya penyakit tidak menular juga mengancam bonus demografi yang akan dihadapi oleh Indonesia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 06 Jul 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2020, 07:00 WIB
20151013-Ilustrasi-Serangan-Jantung
Ilustrasi Serangan jantung (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa tren penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia mulai naik pada kelompok usia 10 hingga 14 tahun. Temuan ini didapat dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes di tahun 2017.

Kemenkes menyatakan bahwa apabila penyakit menular masih mendominasi di kelompok bayi dan balita, maka penyakit tidak menular mulai meningkat di kelompok usia muda.

"Kalau dulu kan ini anggapannya hanya pada orang tua, tapi sekarang mulai trennya naik pada usia 10 sampai 14 tahun," kata Direktur Pencegahan dan Penyakit Tidak Menular Kemenkes Cut Putri Arianie dari Graha BNPB pada Sabtu kemarin.

"Kita kan sebentar lagi mau menghadapi bonus demografi, itu yang kita harapkan adalah pada saat itu, di usia-usia produktif tidak hanya cerdas secara akademis tapi juga sehat," kata Cut Putri ditulis Minggu (5/7/2020).

Menurutnya, dengan manusia yang sehat, maka seseorang akan memiliki modal agar dirinya bisa produktif.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Tren PTM di Usia Produktif

Ini jurus ampuh agar kian produktif saat Anda bekerja di rumah.
Ini jurus ampuh agar kian produktif saat Anda bekerja di rumah. (Foto: Istockphoto)

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Eka Ginanjar mengatakan bahwa apabila melihat dari data Kemenkes, maka tren PTM tertinggi berada di kisaran usia 50 tahun.

Padahal menurutnya di usia tersebut, seseorang seharusnya tengah berada dalam puncak karirnya.

"Bayangkan apa yang bakal dihadapi ketika suatu kepala keluarga yang memang mempunyai beban yang besar baik di perusahaan atau keluarga ternyata harus di tempat tidur, ini yang perlu diperhatikan," kata Eka dalam kesempatan yang sama.

Eka mengatakan, faktor risiko dari berbagai PTM sesungguhnya bisa dicegah dengan perubahan perilaku atau gaya hidup.

Cut Putri mengatakan, faktor risiko dari PTM bisa dicegah dengan mengurangi gula, garam, dan lemak agar tidak berlebihan, lebih banyak melakukan aktivitas fisik, lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah, serta tidak merokok.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya