Satgas COVID-19 Dorong Seluruh RS agar Tenaga Kesehatan Dilindungi APD Berkualitas

Satgas COVID-19 mendorong seluruh RS agar tenaga kesehatan dilindungi dengan APD berkualitas.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Sep 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2020, 17:59 WIB
FOTO: 350 Penumpang KRL Jalani Tes Swab di Stasiun Bogor
Petugas medis saat melakukan tes swab terhadap penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (27/4/2020). Pengetesan yang melibatkan 350 penumpang ini untuk memastikan ada atau tidaknya virus corona COVID-19 yang dibawa penumpang KRL. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Terkait jumlah tenaga kesehatan yang gugur selama COVID-19, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, pihaknya telah mendorong rumah sakit untuk memberikan perlindungan. Perlindungan ini berupa alat pelindung diri (APD).

"Kami mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya para tenaga kesehatan, dokter, dan perawat yang sampai dengan saat ini meningkat terus," jelas Wiku saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (1/9/2020).

"Pemerintah dan Gugus Tugas (kini menjadi Satuan Tugas) sejak awal telah mendorong seluruh rumah sakit dan pelayanan kesehatan supaya para dokter dan tenaga kesehatan dilindungi APD yang berkualitas. Betul-betul semua dokter harus menggunakan APD pada saat menangani pasien."

Selain itu, dokter dan tenaga kesehatan dikontrol waktu jam kerja agar dibatasi. Upaya ini menghindari timbulnya kelelahan.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Optimalkan RS Wisma Atlet

Mengintip Kesiapan RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran
Petugas menyiapkan perlengkapan ruang isolasi Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2019). RS Darurat Penanganan COVID-19 hampir 100 persen rampung. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Tak hanya seputar tenaga kesehatan, persoalan ketersediaan tempat tidur yang hampir penuh juga menjadi fokus. Kondisi terkini terjadi eskalasi jumlah penggunaan tempat tidur yang ada di beberapa rumah sakit, khususnya di DKI Jakarta.

"Tercatat pada tanggal 28 Agustus 2020, persentase keterpakaian tempat tidur isolasi mencapai 69 persen, sedangkan persentase keterpakaian tempat tidur 67 rumah sakit rujukan 77 persen. Ini kita sedang dorong agar bisa turun di bawah 60 persen," Wiku menjelaskan.

"Caranya pasien kategori sedang dan ringan dipindahkan ke Rumah Sakit Wisma Atlet. Dengan demikian ruang  isolasi dapat dimanfaatkan untuk pasien-pasien lainnya. Demikian pula untuk yang positif dengan gejala ringan dirawat di RS Wisma Atlet."

Lebih lanjut, Wiku mengatakan, untuk isolasi mandiri yang terpusat juga ditempatkan di RS Wisma Atlet apabila tidak ada tempat isolasi mandiri untuk masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya