Tidak Boleh Sembarangan, Balap Lari Liar Berpotensi Tinggi Sebabkan Cedera

Balap lari liar yang kini marak dilakukan di berbagai daerah memiliki berbagai dampak negatif. Selain mengganggu pengguna jalan, balap lari liar juga berpotensi tinggi menimbulkan cidera bagi para pelari.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 16 Sep 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2020, 21:00 WIB
Balap Lari Liar di Bogor
Dua pebalap lari liar adu lari berjarak 100 meter di Jalan Raya Ciri Mekar, Cibinong, Bogor, Sabtu (12/9/2020) dini hari. Menurut mereka balap lari liar ini lebih positif dari balap motor dan mobil liar, walaupun kegiatan itu mengganggu lalu lintas di kawasan tersebut. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Balap lari liar yang kini marak dilakukan di berbagai daerah memiliki berbagai dampak negatif. Selain mengganggu pengguna jalan, balap lari liar juga berpotensi tinggi menimbulkan cedera bagi para pelari.

Menurut dokter spesialis kedokteran olahraga Sentra Peningkatan Performa Olahraga Indonesia (SPPOI) Eminence Andi Kurniawan, lari adalah jenis olahraga yang high impact.

“Prinsipnya yang namanya liar itu tidak proper, dari sisi arena, lintasan, peraturan dan segala macamnya tidak diatur.  Bicara olahraga lari, olahraga lari kan high impact di trek lari yang sebenarnya pun risiko cedera tinggi,” ujar Andi ketika dihubungi Liputan6.com, Rabu (16/9/2020).

Risiko cedera sangat mungkin didapat jika larinya terlalu kencang, tidak terlatih, tidak pernah lari dan tiba-tiba berlari dengan kekuatan penuh, tambahnya.

“Ketika lomba lari sebetulnya risikonya dua, apakah lomba itu menyebabkan cedera ataukah menyebabkan kematian.”

Lomba lari liar acap kali dilakukan di lintasan seadanya, hal ini berpengaruh juga pada potensi cedera karena lintasan lari di rumput, aspal, dan lintasan lari profesional berpengaruh juga pada tingkat cedera.

“Cidera yang sangat mungkin dialami oleh pembalap lari liar adalah cedera di bagian tungkai bawah seperti lutut, otot paha, dan pergelangan kaki meskipun data itu kita tidak pernah tahu, tidak ada laporan cederanya seperti apa dan bagaimana.”

Simak Video Berikut Ini:

Risiko Kematian

Sedang, risiko kematian seperti serangan jantung tidak terlalu besar karena kebanyakan pembalap lari liar adalah anak-anak muda. “Namun, potensi tetap ada terlebih pada pemuda yang merokok.”

“Kalau dia merokok, gak pernah olahraga sama sekali, dan tiba-tiba olahraga berat bisa saja beban jantungnya juga mendadak diberi pembebanan yang tinggi itu bisa bermasalah juga. Jadi risiko masih ada meskipun kecil kalau dilihat dari sisi usia.”

Bukan Atlet

Para pelari liar diperkirakan tidak memiliki latar belakang sebagai atlet lari. Menurut Andi, hal ini dapat memperparah cedera yang didapat.

“Kalau bukan atlet berarti dia tidak terlatih dan tiba-tiba memaksakan untuk melakukan lomba. Ketika seseorang melakukan lomba itu artinya dia mengeluarkan kemampuan semaksimal mungkin yang dia punya.”

Ketika kemampuan yang dikeluarkan sudah maksimal tapi kapasitas tubuh tidak memadai karena tidak terlatih, maka risikonya cedera.

Infografis Diet:

Infografis 5 Alasan Diet Tidak Berjalan Lancar
Infografis 5 Alasan Diet Tidak Berjalan Lancar. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya