Liputan6.com, Jakarta Penyebab anak merokok ada berbagai faktor. Selain faktor iklan, promosi, dan sponsor (IPS) rokok, ada dua faktor lain yang turut meningkatkan risiko anak menjadi seorang perokok.
Kedua faktor tersebut adalah orangtua dan teman sebaya perokok.
Baca Juga
“Saya bisa menyimpulkan bahwa penyebab terbesar anak menjadi perokok adalah orangtuanya perokok. Nah ini berarti peran keluarga. Yang kedua, teman sebayanya perokok, nah makanya orangtua perlu tahu dengan siapa anaknya bergaul,” kata Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lenny Nurhayanti Rosalin dalam webinar KemenPPPA beberapa waktu lalu
Advertisement
Kemudian paparan iklan rokok yang tinggi seperti menjadi sponsor acara-acara yang menarik serta iming-iming hadiah membuat anak-anak jadi tertarrik.
"Di situlah awalnya, sehingga kalau dia tertarik, dia mencoba, dan setelah mencoba kalau disuruh berhenti sudah susah,” tutur Lenny.
Simak Video Berikut Ini:
Potensi Paparan Asap Rokok
Setiap orang bahkan anak-anak dapat terpapar asap rokok di berbagai tempat. Menurut data Global Youth Tobacco Survey 2019, 58 persen orang terpapar asap rokok di rumah.
“Sengaja saya keluarkan data ini karena keluarga harus bereaksi, keluarga juga harus beraksi, karena lebih dari separuh paparan asap rokok ada di rumah.”
Selain di rumah, anak juga bisa terpapar asap rokok di tempat umum yang tertutup sebanyak 66 persen. Paparan asap rokok di tempat umum yang terbuka adalah 67 persen.
Selain asap rokok, anak juga bisa terpapar oleh iklan, promosi, sponsor (IPS) rokok. Sekitar 65 persen orang terpapar IPS rokok di tempat penjualan. 65 persen orang terpapar IPS rokok di televisi. 61 persen terpapar di media luar gedung dan 36 persen orang terpapar di media sosial.
“Kita buka ponsel ada iklan rokok, nonton televisi ada iklan rokok, dan iklannya keren-keren pakai bahasa gaul yang anak-anak kita sangat sukai. Itu jeratan dari iklan, promosi, dan sponsor rokok.”
Advertisement