Liputan6.com, Jakarta Pembahasan mengenai vaksin COVID-19 begitu marak belakangan namun hingga kini belum ada vaksin COVID-19 yang mendapatkan izin edar seperti disampaikan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Sampai saat ini belum ada vaksin COVID-19 yang mendapat izin edar. Semua kandidat vaksin COVID-19 yang ada masih dalam tahap pengembangan uji klinik maupun preklinik," kata Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM, Togi Hutadjulu pada konferensi pers Rabu (28/10/2020).
Baca Juga
Togi menerangkan berdasarkan data World Health Organization (WHO) per 19 Oktober 2020ada 44 kandidat vaksin COVID-19 yang sudah masuk uji klinik. Beberapa diantaranya sudah masuk uji klinik fase tiga yakni Sinovac, Sinopharm, CanSino, University Oxford dengan AstraZenenca, Novavax.
Advertisement
"Lalu, ada 154 kandidat vaksin COVID-19 yang tengah dalam uji preklinik," lanjut Togi.
Â
* #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Memastikan Keamanan dan Efektivitas Vaksin
Bila sudah ada vaksin COVID-19 yang selesai penelitiannya, BPOM bakal melakukan evaluasi untuk mengetahui apakah produk tersebut bisa mendapatkan persetujuan otorisasi penggunaan darurat (emergency use authorization).
"Untuk mengetahui kemananan vaksin diperoleh dari data uji klinik dan preklinik baik dari manusia dan hewan. Nanti, dokumen tersebut akan diberikan ke kami lalu dievaluasi," katanya.
BPOM bakal menerima dokumen mengenai data uji preklinik dan uji klinik 1 dan 2 vaksin Sinovac pada November. Lalu, bakal mendapatkan dokumen mengenai hasil uji klinik fase tiga dari Brasil sesudahnya.
Selain itu, Togi menerangkan bahwa kualitas produk juga menjadi perhatian. Sehingga bakal dilakukan evaluasi juga terhadap bahan aktif, zat lain serta fasilitas produksi.
"Ini semua menjadi bukti, akan dievaluasi apa memenuhi prasyarat atau tidak," katanya.
Advertisement