Liputan6.com, Gorakhpur: Virus Japanese encephalitis atau Ensefalitis jepang belum lama ini mewabah di Gorakhpur, India. Ratusan penduduk di wilayah tersebut pun meregang nyawa, akibat terinfeksi virus yang disebabkan oleh air yang tercemar.
"Setidaknya 390 orang yang kebanyakan anak-anak, tewas dalam wabah virus ensefalitis yang menyebar di Negara Bagian Uttar Pradesh, India bagian utara," kata para pejabat.
Seperti dilansir laman BBC, Kamis (4/10), dari keterangan pejabat kesehatan yang juga dikutip Press Trust of India, lebih dari 2.500 pasien dirawat di rumah sakit pemerintah di Kota Gorakhpur pada tahun ini. "Setidaknya 270 pasien masih dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Sejak kasus penyebaran virus ensefalitis pertama terdeteksi pada 1978, sekitar 6.500 anak di wilayah itu meninggal. Namun pada 2005, wabah mematikan ensefalitis di Gorakhpur itu telah menewaskan seribu orang yang sebagian besarnya adalah anak-anak. Ini merupakan kejadian terburuk sejak 1978.
Penyakit itu dilaporkan terjadi secara teratur selama musim hujan mengguyur Gorakhpur dan Distrik Nepal yang berbatasan dengan kaki pegunungan Himalaya. Wilayah tersebut merupakan dataran rendah yang rawan banjir, yang menjadikan kawasan tersebut tempat berkembang biak bagi nyamuk yang sering menularkan virus.
Umumnya mereka yang terinfeksi virus ensefalitis mengalami gejala seperti sakit kepala dan muntah. Jika tak ditangani dengan baik, infeksi virusnya bahkan dapat membuat penderita mengalami koma, disfungsi otak, kejang, radang hati dan ginjal.
Menurut dokter, anak-anak yang berusia antara enam sampai 15 tahun adalah yang paling rentan terkena virus ensefalitis. Meski berhasil bertahan dari infeksi ensefalitis, mereka umumnya hidup dengan kelemahan neurologis.
Sejauh ini pemerintah telah mencoba untuk melakukan pemeriksaan, terhadap wabah ensefalitis di wilayah tersebut secara teratur. Wabah ensefalitis di Gorakhpur itu telah menarik perhatian nasional dan internasional. Ilmuwan dari Pusat Pengendalian Penyakit pun sempat mengunjungi daerah tersebut pada 2009 dan mengambil sampel medis untuk memeriksa virus.
Menurut keterangan dokter yang merawat mereka, pasien yang terinfeksi umumnya berasal dari 10-12 kabupaten di wilayah tersebut. Di mana sebagian besar penduduknya berasal dari desa miskin.
Hingga 2005 sebagian besar kematian disebabkan oleh ensefalitis jepang, yakni penularan virus melalui nyamuk. Tapi dalam enam tahun terakhir, anak-anak yang meninggal dilaporkan terinfeksi bentuk lain dari virus ensefalitis.(ANS)
"Setidaknya 390 orang yang kebanyakan anak-anak, tewas dalam wabah virus ensefalitis yang menyebar di Negara Bagian Uttar Pradesh, India bagian utara," kata para pejabat.
Seperti dilansir laman BBC, Kamis (4/10), dari keterangan pejabat kesehatan yang juga dikutip Press Trust of India, lebih dari 2.500 pasien dirawat di rumah sakit pemerintah di Kota Gorakhpur pada tahun ini. "Setidaknya 270 pasien masih dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Sejak kasus penyebaran virus ensefalitis pertama terdeteksi pada 1978, sekitar 6.500 anak di wilayah itu meninggal. Namun pada 2005, wabah mematikan ensefalitis di Gorakhpur itu telah menewaskan seribu orang yang sebagian besarnya adalah anak-anak. Ini merupakan kejadian terburuk sejak 1978.
Penyakit itu dilaporkan terjadi secara teratur selama musim hujan mengguyur Gorakhpur dan Distrik Nepal yang berbatasan dengan kaki pegunungan Himalaya. Wilayah tersebut merupakan dataran rendah yang rawan banjir, yang menjadikan kawasan tersebut tempat berkembang biak bagi nyamuk yang sering menularkan virus.
Umumnya mereka yang terinfeksi virus ensefalitis mengalami gejala seperti sakit kepala dan muntah. Jika tak ditangani dengan baik, infeksi virusnya bahkan dapat membuat penderita mengalami koma, disfungsi otak, kejang, radang hati dan ginjal.
Menurut dokter, anak-anak yang berusia antara enam sampai 15 tahun adalah yang paling rentan terkena virus ensefalitis. Meski berhasil bertahan dari infeksi ensefalitis, mereka umumnya hidup dengan kelemahan neurologis.
Sejauh ini pemerintah telah mencoba untuk melakukan pemeriksaan, terhadap wabah ensefalitis di wilayah tersebut secara teratur. Wabah ensefalitis di Gorakhpur itu telah menarik perhatian nasional dan internasional. Ilmuwan dari Pusat Pengendalian Penyakit pun sempat mengunjungi daerah tersebut pada 2009 dan mengambil sampel medis untuk memeriksa virus.
Menurut keterangan dokter yang merawat mereka, pasien yang terinfeksi umumnya berasal dari 10-12 kabupaten di wilayah tersebut. Di mana sebagian besar penduduknya berasal dari desa miskin.
Hingga 2005 sebagian besar kematian disebabkan oleh ensefalitis jepang, yakni penularan virus melalui nyamuk. Tapi dalam enam tahun terakhir, anak-anak yang meninggal dilaporkan terinfeksi bentuk lain dari virus ensefalitis.(ANS)