Masa Karantina COVID-19 Dipersingkat, CDC Rekomendasikan 10 atau 7 Hari

CDC mengatakan masa karantina COVID-19 selama 10 atau tujuh hari memiliki risiko pasien masih bisa terinfeksi Virus Corona

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 03 Des 2020, 08:38 WIB
Diterbitkan 03 Des 2020, 07:02 WIB
Gerakan Senam Pagi Bersama OTG Covid-19 di Rumah Singgah Karantina Covid-19 Kabupaten Tangerang
Tenaga medis mengikuti senam pagi bersama pasien orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 di halaman Rumah Singgah Karantina Covid-19 Kabupaten Tangerang, Selasa (26/5/2020). Rumah singgah berkapasitas 100 orang, rutin melakukan senam pagi setiap hari pukul 08.00 WIB. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, New York - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) berencana memerpendek masa karantina COVID-19, yang semula 14 hari menjadi 10 atau mungkin tujuh hari.

CDC menawarkan dua alternatif terkait lamanya seseorang yang berisiko terpapar Virus Corona menjalani masa karantina COVID-19.

Pejabat CDC yang berfokus pada COVID-19, Dr Henry Walke, mengatakan, alternatif pertama adalah mengakhiri masa karantina setelah 10 hari jika yang bersangkutan tanpa gejala.

Pilihan kedua, mengakhiri masa karantina setelah tujuh hari jika tes Corona atau swab test PCR menunjukkan hasil yang negatif dan juga tidak bergejala.

Keputusan untuk memerpendek masa karantina COVID-19 didasarkan pada penelitian baru dan data pemodelan, kata Henry.

"Memersingkat masa karantina COVID-19 dapat memudahkan orang untuk mengambil tindakan kritis ini, dengan mengurangi kesulitan ekonomi yang terkait dengan jangka waktu yang lebih lama, terutama jika mereka yang berpotensi terpapar dengan Virus Corona tidak dapat bekerja selama waktu tersebut," kata Henry dikutip dari situs NBC News pada Kamis, 3 Desember 2020.

 

Simak Video Berikut Ini

Tidak Yakin Orang Amerika Menjalani Masa Karantina COVID-19 Hingga 14 Hari

Henry, mengatakan, tidak jelas berapa banyak orang Amerika yang berpotensi terpapar Virus Corona mematuhi pedoman masa karantina COVID-19 selama 14 hari sejak pandemi Corona dimulai.

"CDC telah mendengar secara anekdot dari mitra kami di bidang kesehatan masyarakat bahwa banyak orang yang menghentikan masa karantina sebelumnya karena ada tekanan untuk kembali bekerja, kembali ke sekolah, dan itu membebani mental serta fisik individu tersebut," kata Henry.

Masa karantina COVID-19 yang lebih pendek, lanjut Henry, juga dapat membuat yang bersangkutan bisa bekerjasama dengan tim pelacak kontak erat.

 

Risiko Jika Masa Karantina COVID-19 Diperpendek

Namun, tak bisa dipungkiri bahwa pendeknya masa karantina COVID-19 memiliki risiko. Orang tersebut dapat saja terinfeksi Virus Corona saat dia meninggalkan tempat karantina.

Untuk karantina 10 hari, risiko terinfeksi Virus Corona sekitar satu persen, kata Dr John Brooks, Kepala Petugas Medis CDC untuk COVID-19.

Sementara untuk masa karantina COVID-19 tujuh hari dengan tes Corona negatif, risikonya sekitar lima persen.

 

Masa Karantina COVID-19 Selama 14 Hari Masih yang Terbaik

Menurut Henry, masa karantina COVID-19  selama 14 hari masih merupakan cara terbaik guna mengurangi risiko penyebaran Virus Corona baru atau SARS-CoV-2

Panduan karantina awal selama 14 hari didasarkan pada masa inkubasi Virus Corona COVID-19, yaitu lamanya waktu yang dibutuhkan seseorang untuk terinfeksi setelah terpapar.

Bahkan, lanjut Henry, dengan periode masa karantina COVID-19 yang diperpendek, CDC menyarankan kepada pasien untuk memantau gejala selama 14 hari penuh setelah terpapar.

Infografis Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua COVID-19 di Indonesia

Infografis Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua Covid-19
Infografis Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya