Awas! Posisi Tangan yang Salah Saat Bersepeda Bisa Kena Cyclist’s Palsy

Cyclist’s palsy merupakan kondisi munculnya rasa tidak nyaman, nyeri, hingga kesemutan pada jari manis dan kelingking akibat terlalu lama berpegangan dengan handle bar atau stang sepeda.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mei 2022, 09:48 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2021, 08:00 WIB
Kerennya Gaya Gisel Saat Bersepeda, Jadi Inspirasi Olahraga di Masa Pandemi Nih!
Credit: Instagram/gisel_la

Liputan6.com, Jakarta - Olahraga bersepeda tengah digandrungi sejak pandemi COVID-19 merebak di Indonesia. Tidak hanya menyenangkan, bersepeda juga memiliki segudang manfaat untuk kesehatan tubuh.

Namun, perlu diperhatikan bagaimana posisi tubuh saat bersepeda, termasuk posisi tangan. Jika posisinya tidak tepat, maka bukan tidak mungkin bisa terkena cyclist’s palsy. 

Dokter spesialis bedah ortopedi sekaligus konsultan hand & microsurgery di RS Pondok Indah, dr. Oryza Satria, Sp.OT mengatakan, cyclist’s palsy merupakan kondisi munculnya rasa tidak nyaman, nyeri, hingga kesemutan pada jari manis dan kelingking akibat terlalu lama berpegangan dengan handle bar atau stang sepeda.

"Hal ini biasanya disebabkan karena ulnar nerve, saraf yang mempersarafi kelingking dan jari manis, dan melewati pergelangan tangan melalui sebuah terowongan, Guyon canal, tertekan," jelas Oryza dalam keterangan tertulis.

Oryza menjelaskan, kondisi ini disebut juga dengan Guyon canal syndrome, namun dalam kasus pesepeda, sebutannya adalah cyclist’s palsy.

Sebabkan 2 Macam Gangguan

Cyclist’s palsy disebut Oryza, menyebabkan dua macam gangguan, yakni gangguan sensorik dan motorik. Untuk gangguan sensorik, akan muncul seperti kesemutan dan mati rasa pada jari manis dan jari kelingking.

Gangguan sensorik biasanya, disebut Oryza akan hilang dengan mudah dalam jangka waktu 1 hingga 2 hari setelah bersepeda.

Sementara untuk gangguan motorik yang tampak, antara lain jari kelingking dan jari manis akan sulit diluruskan (claw hand), massa otot di antara ibu jari dan telunjuk terlihat kempes, serta kesulitan melebarkan dan menutup jari-jari.

Menurut Oryza, cyclist’s palsy saat ini masih kerap disamakan dengan CTS (carpal tunnel syndrome). Namun, sebenarnya terdapat perbedaan antar keduanya. Gejala CTS terjadi pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan sebagian jari manis, sementara gejala cyclist’s palsy hanya pada jari manis dan kelingking saja.

"Gejalanya juga spesifik terjadi saat atau setelah bersepeda. Anda akan mengalami kebas, kesemutan, nyeri, kram, atau kelemahan pada kedua jari Anda. Hal ini dapat mengakibatkan kekuatan genggaman menjadi lemah. Gejala ini pun akan berbeda-beda pada setiap orang, tergantung tingkat keparahannya," ungkap Orya.

Penyebab Cyclist’s Palsy

Penyebab seseorang mengalami cyclist’s palsy saat atau setelah bersepeda disebut Oryza bermacam-macam. Berikut beberapa di antaranya: 

1. Tekanan yang terlalu besar atau lama pada tangan, mengakibatkan tekanan pada saraf ulnaris atau terhambatnya aliran darah ke saraf tersebut.

2. Posisi pergelangan tangan yang ekstensi (ketika pergelangan tangan mengarah ke atas dan keluar ke arah jam 12 bukan ke dalam yang seperti menggenggam), sehingga mengakibatkan regangan pada saraf.

3. Kurangnya kekuatan otot inti (core muscle) dan kelelahan, yang mengakibatkan beban sebagian besar bertumpu pada tangan.

4. Penggunaan sarung tangan, atau bantalan yang tipis atau sudah rusak.

5. Tekanan ban sepeda yang terlalu tinggi, penggunaan ban yang kecil dan tipis yang menyebabkan timbulnya getaran berlebih pada tangan.

6. Posisi duduk yang terlalu tinggi atau stang (handl bar) yang terlalu rendah sehingga beban tubuh banyak ditopang oleh tangan

"Cyclist’s palsy biasanya muncul ketika bersepeda dalam jangka waktu lama. Apalagi ketika Anda bersepeda menuruni bukit, sebagian besar bobot tubuh akan ditopang oleh tangan dan menyebabkan adanya beban yang lebih tinggi di jari-jari tangan Anda," jelas Oryza.

Oryza menjelaskan, apabila gejala cyclist’s palsy berlanjut dan tidak ditangani, maka selain menyebabkan gejala-gejala, juga dapat menjadi kondisi yang permanen dan carpal tunnel syndrome. 

"Perawatan untuk cedera persarafan dapat memakan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, apabila tidak ditangani segera, cedera dapat menjadi permanen," jelasnya.

Maka dari itu, Orya menekankan penting untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis ortopedi agar penanganan dapat dilakukan sedini mungkin.  

Cara Cegah Cyclist’s Palsy

Untuk mencegah terjadinya cyclist’s palsy saat bersepeda, Oryza menjelaskan terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan, yaitu:

1. Gunakan bantalan yang baik pada handlebar atau tangan. "Anda juga dapat menggunakan gloves atau sarung tangan untuk melindungi tangan dari tekanan yang besar saat bersepeda. Semakin tebal sarung tangan Anda, maka akan semakin baik melindungi," kata Oryza.

2. Sesuaikan posisi handl bar dengan tangan dalam posisi yang senyaman mungkin.

3. Posisi pergelangan tangan sebaiknya lurus, tidak hiperekstensi.

4. Apabila bersepeda jarak jauh atau durasi yang lama, cobalah ganti-ganti posisi tangan pada handlebar.

 

(Penulis: Rizki Febianto)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya