Liputan6.com, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (17/02/2021) mengumumkan, Turki secara bertahap akan kembali ke kehidupan normal dari pandemi COVID-19 pada Maret mendatang.
Langkah ini diambil setelah Erdogan menyatakan, lockdown akan dicabut di beberapa provinsi berdasarkan tingkat infeksi COVID-19 di sana.
Baca Juga
“Kami akan kategorikan provinsi kami berisiko rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi berdasarkan angka infeksi dan vaksinasi. Mulai Maret kami mulai masa normalisasi bertahap,” ujar Erdogan dikutip laman Channel News Asia.
Advertisement
Dalam normalisasi tersebut, Pemerintah Turki berencana membuka kembali sekolah secara nasional pada 1 Maret. Sementara pembukaan kembali kafe dan restoran, yang telah ditutup selama berbulan-bulan, akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
"Kami secara bertahap mencabut pembatasan penguncian, dimulai dengan pembatasan akhir pekan, berdasarkan infeksi, vaksinasi, dan kriteria lain di provinsi," jelas Erdogan.
Erdogan menambahkan, sistematika untuk normalisasi dan dibukanya sekolah di masa pandemi COVID-19 akan dievaluasi lagi dalam beberapa minggu ke depan.
Simak Juga Video Berikut Ini
Sempat Berlakukan Jam Malam
Sebelumnya, Turki memberlakukan jam malam, pematasan akhir pekan, dan pembatasan lainnya pada bulan Desember 2020 lalu untuk mencegah meningkatnya kasus COVID-19.
Program vaksinasi di Turki yang diketahui menggunakan vaksin buatan Sinovac Biotech China ini, telah memberikan suntikan kepada hampir 5,7 juta orang.
Turki sejauh ini melaporkan lebih dari 2,6 juta kasus positif COVID-19, dan hampir 27 ribu kematian sejak wabah dimulai pada Maret tahun lalu.
Meskipun vaksinasi telah dimulai sejak bulan lalu, kasus harian baru telah bertahan antara 6.000 dan 8.000 kasus perhari.
Namun, Erdogan yakin bahwa bulan Maret akan menjadi bulan di mana Turki membuat kemajuan besar dalam hal vaksinasi.
"Kami berada dalam posisi di mana kami dapat menghentikan gangguan ini menjadi ancaman dengan menunjukkan sedikit lebih banyak kesabaran, dengan sedikit lebih banyak pengorbanan," katanya.
(Penulis: Rizki Febianto)
Advertisement