Presentase Kematian COVID-19 di Indonesia Tak Turun Selama 2 Bulan, Satgas Ungkap Penyebabnya

Berikut data terbaru penanganan COVID-19 akibat Virus Corona di Indonesia

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 27 Apr 2021, 16:31 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2021, 16:30 WIB
Melepas yang Pulang
Anggota keluarga mendoakan kerabat yang dimakamkan dengan protokol COVID-19 di TPU Bambu Apus, Jakarta, Kamis (28/1/2021). Kamis (28/1), angka kasus kematian akibat terpapar COVID-19 di Indonesia mencatat rekor baru dengan 476 jiwa setelah hari sebelumnya 387 orang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Presentase jumlah kasus meninggal akibat COVID-19 di Indonesia per Senin, 26 April 2021, sebesar 2,7 persen atau 44.771 jiwa.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Indonesia, Prof Wiku Adisasmito, menyebut bahwa presentase sebesar itu telah bertahan selama lebih dari dua bulan. Terhitung sejak awal Februari 2021.

Tidak seperti kasus aktif yang dapat ditekan laju penambahannya, Wiku, mengatakan, presentase kematian lebih sulit untuk ditekan lantaran penurunan baru dapat terjadi apabila setiap kasus positif COVID-19 baru dapat seluruhnya sembuh.

"Sedangkan pada saat ini, dari kasus baru yang ada, masih ada yang meninggal dan dalam perawatan," kata Wiku saat memberikan keterangan pers terkait Penanganan COVID-19 di Indonesia pada Selasa, 27 April 2021.

Sementara itu kasus aktif COVID-19 di tanah air menyentuh 6,1 persen atau 100.652 jiwa. Dan, jumlah orang yang dinyatakan sembuh dari Virus Corona totalnya sebanyak 1.501.715 kasus atau setara dengan 91,2 persen.

Wiku, mengatakan, mengingat presentase kasus aktif yang dapat ditekan setiap minggunya hingga bahkan saat ini sudah menyentuh angka 6 persen, serta penambahan kasus sembuh dari COVID-19 yang terus meningkat bisa menjadi motivasi untuk dapat menurunkan presentase kematian akibat Virus Corona.

"Kita tidak boleh hanya melihat pada kasus aktif dan kesembuhan saja, tapi perlu juga mewaspadai angka kematian karena masih ada beberapa provinsi yang mencatatkan angka kematian yang tinggi," katanya.

Seperti pada Minggu ini, lima provinsi yang disebut Wiku memiliki angka kasus kematian akibat COVID-19 yang tinggi adalah Riau, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera Selatan.

Sedangkan pada minggu di antaranya adalah DKI Jakarta, Riau, Kalimantan Tengah, Banten, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kepada provinsi-provinsi ini dan provinsi dengan angka kematian tinggi untuk dapat meningkatkan penanganan pada pasien COVID. Dari yang tanpa gejala sampai gejala berat agar seluruhnya dapat sembuh, dan presentase kematian di tingkat nasional dapat segera turun," kata Wiku.

Simak Video Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya