Kiat Isolasi Mandiri Pasien COVID-19 Bergejala Ringan di Rumah, Keluarga Harus Jadi Pendukung

Kiat isolasi mandiri di rumah, keluarga harus menjadi pendukung.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 30 Jun 2021, 08:45 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2021, 08:37 WIB
ilustrasi isolasi mandiri
ilustrasi isolasi mandiri (sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta Saat menjalani isolasi mandiri di rumah, keluarga harus menjadi pendukung bagi pasien COVID-19. Dukungan ini agar pemulihan kesembuhan pasien berjalan lancar.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan Andi Khomeini Takdir mengatakan, masyarakat perlu mengetahui kiat-kiat isolasi mandiri yang benar agar kesehatannya cepat pulih. Saat isolasi mandiri di rumah, pasien harus memakai masker.

Kemudian kamar harus terpisah dengan anggota keluarga lain. Pastikan jendela kamar isolasi mandiri pasien terbuka. Bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri juga harus menjaga makanan dengan gizi seimbang.

“Kalau di rumah sakit, ada dokter dan perawat yang mendukung. Saat di rumah, keluarga harus menjadi pendukung supaya selera makan pasien tetap terjaga,” saran Andi saat dialog produktif, Selasa (29/6/2021).

Sebisa mungkin, lanjut dr. Andi, pasien COVID-19 yang isolasi mandiri, tidak mendiagnosis kesehatan diri sendiri.

"Kalau memungkinkan harus terus berkonsultasi dengan dokter. Apabila ada gejala yang sangat semakin dirasa berat, perlu untuk menghubungi dokter," lanjutnya.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Isolasi Mandiri Kurangi Beban RS

RSUD BEKASI MENDIRIKAN TENDA
Petugas medis membawa pasien COVID-19 menuju tenda darurat di RSUD Bekasi, Rabu (23/6/2021). Tenda darurat didirikan sebagai upaya menambah ruang IGD yang dapat menampung 30 pasien menyusul ruangan di rumah sakit sudah penuh akibat lonjakan kasus Covid-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pasien COVID-19 tanpa gejala atau yang bergejala ringan dapat melakukan perawatan isolasi mandiri di rumah. Ini untuk mengurangi beban rumah sakit yang diprioritaskan merawat pasien COVID-19 bergejala sedang dan berat yang perlu perawatan intensif.

Saat ini, tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta didera kelelahan akibat banyaknya pasien yang harus ditangani.

“Perlu rencana mitigasi untuk menjaga masyarakat tidak jatuh sakit. Apabila masyarakat tidak sakit, maka kapasitas rumah sakit tidak akan penuh, sehingga tenaga kesehatan kita tidak kelelahan merawat pasien,” terang Andi dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.

Masyarakat pun jangan terlalu fokus dalam menyalahkan adanya varian COVID-19.

"Kunci dari pencegahannya adalah masker. Masker dua lapis menurut penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dikatakan mampu meningkatkan proteksi dari 60-80 persen menjadi 90 persen,” kata Andi, yang bertugas di RSDC Wisma Atlet.

Pengetahuan baru di atas, menurut Andi, jangan berhenti sebatas pengetahuan, tapi dijadikan kebiasaan. Saat masyarakat mulai disiplin, pandemi COVID-19 bisa terkendali.


Infografis Pedoman Isolasi Mandiri Pasien Tanpa Gejala Covid-19

Infografis Pedoman Isolasi Mandiri Pasien Tanpa Gejala Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pedoman Isolasi Mandiri Pasien Tanpa Gejala Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya