Satgas COVID-19 dan GPM Kampanyekan Pakai Masker Kendati Sudah Divaksin

Kasus pandemi COVID-19 di Indonesia tengah menurun. Namun, penurunan ini disertai mobilitas masyarakat yang meningkat. Ketika mobilitas meningkat, maka dikhawatirkan kasus akan kembali meningkat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 31 Agu 2021, 20:15 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi memakai masker cegah COVID-19.
Ilustrasi memakai masker cegah COVID-19.. Foto oleh Ade Nasihudin/Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pandemi COVID-19 di Indonesia tengah menurun. Namun, penurunan ini disertai mobilitas masyarakat yang meningkat. Ketika mobilitas meningkat, maka dikhawatirkan kasus akan kembali meningkat.

Melihat kondisi ini, Ketua Bidang Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Hery Trianto mengatakan bahwa penyampaian edukasi tentang pentingnya pakai masker dan vaksinasi tetap harus disampaikan.

“Dari sisi komunikasi kita perlu terus menerus melakukan edukasi publik terkait pentingnya kita menggunakan masker kendati sudah divaksinasi,” ujar Hery dalam konferensi pers, gerakan pakai masker (GPM) Senin (30/8/2021).

Ia juga menyinggung, edukasi terkait masker dan vaksinasi perlu dilakukan guna menghindari kenaikan kasus yang terjadi di Amerika.

“Amerika yang sudah hampir mencapai kekebalan kolektif sekarang sedang menghadapi lonjakan kasus 140 ribu per hari. Hal ini terjadi karena di sana ada ketentuan tidak wajib pakai masker.”

“Makanya Indonesia tidak ingin terjadi seperti itu, kita ingin terus-menerus berkampanye bahwa kendati sudah divaksinasi tetap menggunakan masker, itu wajib.”

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Nikahkan Masker dan Vaksin

Salah satu upaya untuk membuat kampanye pakai masker dan vaksinasi ini berjalan efektif adalah dengan narasi perkawinan masker dan vaksin atau #NikahkanMaskerdanVaksin.

“Kunci dari kampanye ini adalah mengedukasi masyarakat bahwa ketika sudah divaksinasi kita tetap harus patuhi protokol kesehatan dalam hal ini pakai masker.”

Kampanye ini akan dilakukan melalui berbagai saluran mulai dari media sosial, saluran radio, hingga saluran televisi.


Tak Boleh Dipisahkan

Dalam acara yang sama, tokoh periklanan yang ikut merancang GPM Shafiq Muljanto menyampaikan bahwa masker dan vaksin adalah dua hal yang tidak boleh dipisahkan.

“Kalau sudah divaksinasi ya harus tetap pakai masker karena penggunaan vaksin dan masker bisa menghindari infeksi di atas 90 persen. Bahkan, penggunaan secara bersamaan bisa mengurangi tingkat keseriusan infeksi sampai 10 kali lipat.”

Dengan demikian, masyarakat Indonesia belum bisa lengah dan berpuas diri dengan penurunan kasus yang tengah terjadi, tambahnya.

Karena masker dan vaksin menjadi dua hal yang tidak bisa dipisahkan di era COVID-19, maka keduanya perlu digunakan bersama. Hal ini lah yang menjadi ide awal kampanye #NikahkanMaskerdanVaksin.

“Karena konsep nikahkan itu adalah konsep universal yang semua orang tahu. Kedua hal ini perlu disatukan dalam ikatan yang sakral, jadi nikahkan masker dan vaksin,” pungkas Shafiq.

 

 


Infografis 3 Tips Cuci Masker Kain untuk Cegah COVID-19

Infografis 3 Tips Cuci Masker Kain untuk Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Tips Cuci Masker Kain untuk Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya